Asap keputihan beraroma harum itu menguar dari bakul nasi di sebuah rumah makan di Jakarta Selatan. Tak sekadar enak, nasi itu lebih sehat. Ya sudah sejak 3 tahun rumah makan itu memakai beras organik.
Penyebutan lebih sehat karena beras organik yang dipakai bebas kandungan residu pestisida. Itu dibuktikan melalui uji laboratorium dan sertifikasi yang diperoleh produsen beras organik tersebut.
Salah satu tujuan budidaya organik adalah menjamin keamanan pangan, yakni mengurangi residu bahan kimia pada produk pertanian yang membahayakan kesehatan konsumen.
Riset Dina M Schreinemachers dari US Environmental Protection Agency di Amerika Serikat, pada 2003, menunjukkan bayi lahir di dekat daerah pertanian yang banyak menggunakan herbisida jenis chlorphenoxy, berisiko 65% lebih tinggi mengidap gangguan pernapasan.
Pantas bila minat mengkonsumsi pangan sehat, termasuk beras bebas residu kimia terus meningkat. Namun, apakah benar beras organik lebih kaya kandungan gizi, tahan lama, serta lebih enak?
Penelitian Anna M McClung memperlihatkan, beras organik memiliki kadar protein lebih rendah ketimbang beras nonorganik. Nasi dari beras berprotein tinggi biasanya lebih keras dan liat ketimbang yang berprotein rendah. Kadar protein rendah berasosiasi dengan rasa lebih enak. Selain itu, kadar protein rendah membuat warna beras lebih putih.
Klaim beras organik lebih tahan simpan sebetulnya berlaku pula untuk beras nonorganik, selama keduanya melewati proses penyosohan.
Pada proses penyosohan kulit ari beras yang kaya vitamin, mineral, lemak tak jenuh, serta zat antioksidan orezanol-terbuang. Kulit ari tersebut ternyata mudah teroksidasi sehingga menyebabkan beras tengik dan berubah warna. Jika bahan itu tidak ada, maka bagian teroksidasi hilang sehingga beras lebih awet simpan. Warna beras menjadi lebih putih; tanpa penyosohan kecokelatan.
Beras organik dari zaman dahulu sudah dikonsumsi oleh nenek moyang kita, revolusi hijau di zaman orde baru yang melahirkan swasembada namun pemakaian pupuk dan bahan-bahan insektisida yang melebihi aturan pakai karena hama dan wereng menjadi kebal. padahal kearifan lokal sudah mengajarkan cara menanggulahi hama dan wereng yag lebih aman.
Terimakasih atas informasinya. Salam bebeja.