Seorang rekan mengeluh, betapa harga tepung ikan saat ini mahal, mencapai Rp12.500/kg. Hal itu membuatnya kesulitan membuat pakan lantaran tepung ikan adalah bahan penting.
Sejauh ini untuk memenuhi kebutuhan tepung ikan, pabrik pakan selalu mengimpor tepung ikan dari Peru dan Chili di Amerika Selatan. Kedua negara tersebut merupakan produsen tepung ikan dunia.
Keistimewaan tepung ikan dari Peru dan Chili adalah berkadar protein di atas 60% karena bahan tepung yang dipakai ikan murni. Namun tidak usah khawatir karena peternak bisa membuat tepung ikan sendiri memakai bahan baku yang mudah diperoleh.
Tepung ikan sesungguhnya ikan utuh yang dibersihkan dari isi perut, lantas dipotong, digiling, dan dikeringkan. Di tanahair, mayoritas sumber tepung ikan berasal dari sisa olahan berupa kepala atau perut ikan dari pengolahan fillet. Oleh sebab itu kadar protein seringkali berfluktuasi bergantung bahan tersedia.
Tepung ikan yang pemakaiannya dibatasi sekitar 10% bila membuat pakan buatan untuk unggas itu, mengandung sejumlah asam amino penting seperti metionin, sistin, listin, threonin, isoleusin, leusin, fenilalanin, histidin, dan arginin. Termasuk kadar lemak (5-12%) serta mineral dan vitamin B.
Pantas tepung ikan mempunyai kelengkapan nutrisi baik. Beragam riset menunjukkan, pemberian tepung ikan pada unggas sebanyak 10% saat stater, 8% saat dewasa-ayam pedaging-dan 5-6% pada ayam petelur, memberikan hasil maksimal. Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2005 memperlihatkan pembuatan tepung ikan terstandarisasi dapat dilakukan dengan jaminan kelengkapan nutrisi.
Proses pembuatan tepung ikan dimulai dengan memotong bahan limbah ikan, lantas mencuci bersih di bak pencucian. Bahan yang bersih kemudian diaduk dan dibiarkan selama 30 menit di dalam bak. Ikan yang mengandung banyak lemak dimasukkan ke dalam panci masak, lalu ditambahkan air hingga terendam, dan dimasak selama 1 jam. Ikan yang sedikit mengandung lemak, dimasak dalam dandang selama 30 menit.
Ikan yang masak selanjutnya dipres dan dihancurkan memakai alat penggiling dan dikeringkan pada suhu 60-65°C selama 6 jam memakai oven. Bila dikeringkan dengan dijemur membutuhkan waktu 2-3 hari hingga kadar airnya kurang dari 5%. Setelah bahan kering, giling kembali sampai menjadi tepung (kering) dan hasilnya berupa tepung ikan.