Pada umumnya masyarakat mengonsumsi manggis karena buah yang lezat dan menyegarkan.
Ternyata, selain sebagai pelepas dahaga dan menambah kesegaran tubuh, buah manggis, memiliki berbagai khasiat kesehatan.
Berdasarkan berbagai penelitian, terbukti bahwa kulit manggis membantu menyembuhkan berbagai jenis penyakit, mulai penyakit ringan seperti sariawan, luka, wasir, dan keputihan, hingga penyakit berat yang sulit untuk disembuhkan seperti diabetes mellitus, jantung koroner, kanker payudara, serta HIV/AIDS.
Selain itu, kulit manggis juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tingkat depresi dan menyeimbangkan fungsi jaringan dalam tubuh. Dalam bidang lain, kulit manggis juga digunakan sebagai pewarna tekstil.
Selain buah dan kulit, akar dan kulit batang manggis bermanfaat sebagai obat. Akar manggis mujarab mengatasi haid tidak teratur. Pun kulit batang yang berkhasiat mengatasi nyeri perut.
Tak heran, banyak kalangan menyebutkan bila tanaman manggis merupakan mukjizat yang diberikan Tuhan lantaran beragam khasiat terkandung mulai dari akar, kulit batang, buah hingga kulit buah.
Percobaan sederhana tentang khasiat kandungan kulit manggis, dapat dilakukan dengan mudah. Setelah selesai makan buahnya, coba buang kulit buang di tempat sampah dan biarkan selama satu bulan. Hasilnya? Kulit manggis tersebut tidak busuk seperti sampah organik lain yang terurai.
Hal itu terjadi karena kandungan xanthone pada kulit manggis bersifat antibakteri dan antimikroba kuat. Dari sinilah terungkap khasiat kulit manggis yang jumlahnya begitu banyak.
Terdapat sekitar 40 jenis xanthone pada kulit buah manggis. Sebut saja mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, epikatekin, garciniafuran, mangoxhantone, dan gartanin. Nilai kandungan xanthone pada kulit manggis mencapai 17.000-20.000 orac per 100 ounce (sekitar 2.835 gram kulit).
Dari sejumlah xanthone itu yang sohor adalah alfa mangostin dan gamma mangostin. Alfa mangostin berupa zat kuning yang diambil dari kulit batang atau getah manggis. Jenis ini pertama kali diisolasi dari manggis pada 1855.
Penelitian di Osaka Medical College di Osaka, Universitas Kyoto di Kyoto, Osaka Health Science University, dan Gifu Pharmaceutical University di Gifu membuktikan secara in vivo keandalan alfa mangostin. Senyawa turunan xanthone itu terbukti menghambat pertumbuhan tumor dan menyebabkan metastasis pada kanker rahim
Xanthone merupakan antioksidan nomor wahid. Sebagai antioksidan, xanthone membantu mengusir radikal bebas, menghambat penuaan, dan mengontrol penyakit degeneratif seperti arthritis. Xanthone juga berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan sebagai terapi untuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung iskemik, hipertensi, dan atherosklerosis alias penyumbatan pembuluh darah.
Selain bermanfaat sebagai antioksidan, buah manggis juga berkhasiat sebagai antibakteri, antikanker, dan antiradang. Kulit manggis juga berisi senyawa tanin, resin, dan crystallizable mangosteen yang bereaksi positif bagi tubuh dan bermanfaat membuang asam urat. Konsumsi xanthone selama 30 hari diyakini membuat wajah lebih muda.
Khasiat antibakteri xanthone ampuh mengatasi penyakit akibat bakteri seperti disentri, diare, dan sariwan. Selain itu, beberapa literatur menyebut xanthone sebagai antibotik, antijamur, dan antimikroba. Kemampuan tersebut membuatnya sebagai lawan setimpal bagi gangguan radang saluran kemih, amandel, pendarahan usus, obat cacing alami, wasir, dan tumor.
Khasiat xanthone sebagai antidiabetik telah dibuktikan periset di Jepang. Mangiferin, sebagai salah satu komponen dari xanthone mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus percobaan dengan kasus diabetes tipe II. Riset tersebut menyimpulkan, mangiferin dapat menjadi antidiabetik dengan cara kerja menurunkan insulin resistance.
Riset lain mengungkapkan bila xanthone pada kulit manggis terbentuk ketika buah berumur satu bulan setelah bunga mekar. Pada saat itu kadar xanthonenya sebesar 14,67 mg/g. Kandungan xanthone relatif sama hingga umur 4 bulan saat buah dipanen. Buah umur dua bulan setelah anthesis alias bunga mekar memiliki kadar xanthone sebesar 16,21 mg/g; umur 3 bulan (15,74 mg/g); dan umur 4 bulan (15,68 mg/g).
Yang luar biasa, kadar xanthone justru meningkat nyaris 2 kali lipat setelah buah disimpan selama 4 pekan, yakni sebesar 34,36 mg/g. Hal itu diduga terjadi karena perubahan kimiawi pada buah saat proses respirasi. Xanthone berperan sebagai antioksidan yang mengimbangi peningkatan radikal bebas lantaran terjadi respirasi pada masa penyimpanan buah.
Yth redaksi bebeja, apakah terdapat info mengenai herbal penumbuh rambut? Bila ada tolong dikabari.Terimakasih.
Selama ini herbal penumbuh rambut yang lazim dipakai adalah lidah buaya. Di luar itu herbal penumbuh rambut lainnya adalah daun teh dan daun mangkokan. Kombinasi keduanya dalam bentuk ekstrak yang dibalurkan pada hewan percobaan dengan perbandingan 2:1 telah terbukti secara ilmiah mampu mempercepat pertumbuhan rambut seperti pemakaian hair tonic di pasaran. Salam bebeja.