Memetik sayuran sekaligus memanen aneka ikan konsumsi alias akuaponik di lahan sempit. Dalam sebuah sistem akuaponik media tanam sayuran berfungsi juga sebagai filter yang akan menjerat sisa pakan dan metabolisme ikan yang dipelihara. Sisa pakan dan sisa metabolisme itu akan menjadi unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
Media tanam sayuran yang dipakai untuk akuaponik harus bersifat porus atau tidak menahan air. Media tanam yang paling pas adalah batu apung, arang kayu atau arang tempurung kelapa, dan pakis.
Ketiga media itu selain mampu berfungsi sebagai filter air yang bagus juga menjadi tempat ideal untuk melekatnya akar tanaman. Media tanam itu ditaruh di dalam pot yang diletakkan mengitari kolam atau ditaruh dalam paralon mirip sistem hidroponik NFT.
Agar fungsi filterisasi berjalan sempurna, sebelum media tanam dimasukkan ke dalam pot, sepertiga dari dasar pot diisi kerikil atau pasir malang. Fungsi kerikil dan pasir malang tersebut untuk menjerat sisa makanan dan metabolisme yang lolos dari media tanaman batu apung, arang, dan pakis yang ditaruh paling atas dalam pot.
Sebelum tanaman dibenamkan ke dalam media tanam itu harus dipastikan tanaman sayuran yang akan ditanam seperti terong, selada, atau cabai disemai terlebih dahulu di pot.
Tanaman baru bisa dipindahkan ke dalam pot media minimal setelah tingginya 10 cm. Hal itu selain mencegah tanaman stres saat dipindahkan, juga menjamin persentase hidup tanaman lebih besar lantaran bulu-bulu akar yang nantinya menyerap unsur hara sudah banyak jumlahnya.