Puluhan pohon jeruk bali itu kondisinya sehat, meski nyaris si empunya tidak pernah melakukan perawatan pemangkasan pada tanaman.
Jeffry menanam jeruk itu 7 tahun silam. “Saya sangat menyukai jeruk bali,” ujar pria 46 tahun itu. Jeffry mengingat saat membeli bibit jeruk bali dari penangkar di Ipoh, Malaysia, sebanyak 3.000 bibit.
Dari ribuan bibit itu, tidak sampai 30% tertanam dan tersisa puluhan pohon yang bertahan hingga bebeja.com menyambangi kebun Jeffry di kawasan Barelang, Batam pada medio Maret 2016.
“Selama ini terbengkalai karena kesibukan saya. Sekarang ingin merawat intensif lagi,” ujarnya. Selama terbengkalai itu, perawatan seadanya. Meski demikian mutu buah produksinya sangat diminati pasar.
Jeffry menuturkan, panen jeruk bali itu laku dijual saat perayaan tahun baru China. Harga jeruk bali berdaging buah putih tersebut mencapai Rp45.000/kg.
Dengan perawatan seadanya, setiap pohon rata-rata menghasilkan 4-6 jeruk dengan kualitas baik, yakni bentuk bulat dan minim serangan lalat buah.
Kedatangan serangga itu menjadi momok pekebun karena dapat merusak isi buah. “Sekarang saya menggantung botol yang diberi obat untuk menjerat serangga itu,” tutur Jeffry. Ke depan, ia berencana membungkus setiap produksi buah dengan higrow (kain pembungkus) demi menjaga kualitas buah.
Bisa membeli jeruk Bali hari ini?
Mohon maaf kontak untuk jeruk bali di Batam dalam artikel ini tidak dipublikasikan, atas permintaan narasumber. Terimakasih
Pak Jeffry, apakah menjual pohon jeruk bali yang berbuah di Kota Batam? Terimakasih
Beliau hanya menjual buah jeruk bali hasil panen. Terimakasih