Agrinex Expo 2017 (4): White Tea

0
18
white tea

Sanyoto penggemar teh sejati. Ia meminum 3-5 gelas teh sehari. “Saya menyukai teh tubruk,” ujar pria 44 tahun asal Bekasi, Jawa Barat itu saat dijumpai bebeja.com pada Agrinex Expo 2017 di Jakarta Convention Center(JCC).

Di sebuah anjungan yang memamerkan sejumlah produk teh premium, Sanyoto terkesiap ketika mendapat penjelasan harga white tea. “Sekilo white tea bisa mencapai Rp1,7-juta, bahkan di luarnegeri mencapai Rp3-juta,” ujar Dian, staf anjungan itu.

White tea alias teh putih memang jarang terdengar di pasar lokal. “Saya juga baru tahu ada white tea. Saya cuma tahu teh hitam dan teh hijau,” kata Sanyoto. Padahal di mancanegara, white tea sohor sebagai teh super premium lantaran untuk memperolehnya tidak sembarangan. Hal itu terkait khasiat, antara lain membikin awet muda.

White tea dipanen dari pucuk teratas tanaman teh yang masih kuncup. Kuncup yang masih menggulung dari teh yang dahulu hanya dikonsumsi oleh para kaisar di Tiongkok itu, berselimutkan bulu halus putih keperakan. Kuncup yang disebut peko itu dipetik hati-hati, sebelum menjalani sejumlah proses seperti pelayuan hingga pengeringan.

Proses alami itu membuat kadar klorofil teh rendah, tapi melimpah senyawa polifenol sebagai sumber antioksidan. Di antara semua jenis teh, kadar polifenol pada white tea termasuk paling tinggi.

“Ini memang dijual sebagai bahan untuk minuman kesehatan,” kata Dian. Produk white tea imporlah yang mengisi pasar di tanahair. “Padahal, bahan bakunya ada yang berasal dari Indonesia,” ujarnya.

Sejumlah perusahaan dan institusi di tanahair belakangan melirik mengembangkan white tea tersebut untuk pasar ekspor. Salah satunya adalah Pusat Penelitian Teh dan Kina yang meluncurkan produk white tea Gamboeng dari perkebunan teh di Gambung, Jawa Barat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here