Sekitar 75% pohon alpukat di Indonesia tumbuh dari biji. Dampaknya kualitas pohon alpukat tersebut rendah karena produksi buah bervariasi mulai dari ukuran, bentuk, dan rasa.
Aplikasi top working atau teknik sambung dapat menghasilkan pohon alpukat dengan ukuran buah seragam serta berkualitas tinggi. Pohon alpukat hasil top working bisa mulai berbuah dalam waktu 2-3 tahun, sedangkan pohon alpukat tanpa top working baru berbuah setelah 4-5 tahun.
Top working tersebut dilakukan dengan menggabungkan bibit batang bawah dengan bibit batang atas pohon alpukat. Pada top working, bibit batang bawah adalah pohon alpukat dewasa dengan sistem perakaran kuat dan batang pohon berdiameter 5-30 cm. Bibit batang atas dipilih dari jenis alpukat unggul dengan produktivitas tinggi, rata-rata 50 kg/pohon seperti jenis alpukat hijau panjang. Hasil top working itu mulai berproduksi setelah 2-3 tahun.
Top working dapat dilakukan melalui dua cara, yakni sambung kulit (bark grafting) dan sambung celah (cleft grafting).
A. Sambung Kulit (Bark Grafting)
Sambung kulit dilakukan pada pohon alpukat yang kulit batangnya mudah dikelupas dan umur pohon belum tua.
a. Pohon alpukat berdiameter 5-30 cm dipotong setinggi 60-75 cm dari permukaan tanah.
b. Pada bekas potongan itu, lakukan sayatan kulit ke bawah sepanjang 5-7 cm.
c. Entres jenis yang dipilih, dipotong sepanjang 10 cm. Kedua sisi pangkal dibentuk runcing.
d. Entres disambung pada pohon dengan membuka sayatan kulit, lantas sisipkan ke dalam. Entres dibuat tiga buah. Setiap entres tersambung diperkuat dengan mengikat memakai tali rafia. Bagian batang terbuka dapat ditutup lilin atau parafin.
e. Agar tidak terkena hujan dan sinar matahari langsung, pohon disungkup memakai kertas semen atau plastik. Sirkulasi udara di dalam sungkup, dijaga dengan membuat lubang pada kedua sisinya.
B. Sambung Celah (Cleft Grafting)
Sambung celah dilakukan pada pohon alpukat berbatang besar, berumur tua, dan kulit batang susah dikelupas.
a. Pohon alpukat dipotong batangnya setinggi 60-70 cm dari permukaan tanah.
b. Pada bekas potongan dibuat celah sepanjang 3 cm.
c. Entres jenis yang dipilih dipotong sepanjang 10 cm. Bagian sisi pangkal dibentuk runcing dengan ukuran sesuai celah batang.
d. Entres disambungkan pada pohon dengan cara menyisipkan dalam celah. Ikat dengan tali rafia untuk memperkuat sambungan. Bagian batang yang terbuka ditutup lilin.
e. Agar tidak terkena hujan atau sinar matahari secara langsung, pohon disungkup kertas semen dan plastik. Sirkulasi udara di dalam sungkup, dijaga dengan pembuatan lubang pada kedua sisinya.