Bagi Jojo di Indramayu, Jawa Barat, aplikasi teknologi bioflok lele memberikan banyak keuntungan. Selain hemat air, pakan, dan lahan, panen juga tinggi. Dari 4 kolam wire mash di lahan 25 m2, Jojo memanen 4 kuintal dari pembesaran 5.000 lele.
Teknologi bioflok memanfaatkan populasi mikroba dalam wujud gumpalan. Populasi itu berguna dalam proses nitrifikasi yang mengubah amonia dari sisa pakan dan kotoran menjadi nitrat yang tidak berbahaya. Ujung-ujungnya lele nyaman hidup.
Harap mafhum, pada budidaya lele intensif, ikan mendapat asupan pakan berprotein tinggi agar tumbuh cepat. Padahal dari pakan itu, hanya 25% termakan dan sisanya menjadi limbah.
Aplikasi teknologi bioflok tersebut memungkinkan pembesaran lele dengan padat tebar tinggi hingga 1.000 ekor/m3. Sortasi tetap diperlukan untuk menjamin keseragaman ukuran panen. Meski padat tebar tinggi, nilai konversi pakan (FCR) rendah hanya 0,7-0,9. Artinya, untuk memperoleh 1 kg lele diperlukan pakan 0,7-0,9 kg.
Rendahnya nilai FCR itu karena terjadi karena peningkatan mikroflora pada saluran pencernaan lele, sehingga memperbaiki metabolisme. Semakin mudah nutrisi terserap, lele cepat tumbuh.
Dengan tumbuh lebih cepat itu, otomatis jumlah pakan lebih sedikit. Untuk padat tebar 5.000 ekor lele ukuran 5-7 cm per kolam, biaya pakan terpangkas Rp700.000-Rp800.000 selama pembesaran.
Jojo menjelaskan dengan aplikasi teknologi bioflok, lele yang dihasilkan lebih bersih. “Dagingnya lebih bagus, cocok bila dijadikan fillet,” katanya. Selain itu daging bebas residu, renyah, berkadar lemak dan kadar air rendah, dan bertekstur kenyal.
Kehadiran mikroba membuat penanganan limbah lebih mudah. Pembuangan limbah hanya dengan membuka backwash sehingga limbah yang mengendap di dasar terbuang. Maksimal air yang dibuang air 10%. Bila konvensional, ketika kadar amonia tinggi, penggantian air dapat mencapai 50%.
Aplikasi Teknologi Bioflok Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
1. Kolam diberi air dan dilakukan aerasi air selama 2 hari.
2. Berikan kaporit 15-30 ppm selama 3 hari dan Na-tiosulfat 15-30 ppm 1 hari.
3. Tebar benih ukuran 7-8 cm
4. Berikan probiotik 100 ml/m3 dan kapur 30 ppm
5. Pakan 3-5% dan molases 25%
Apa itu NA tiosulfat dan di mana saya dapat mendapatkanya pak?
NA tiosulfat adalah garam natrium tiosulfat. Senyawa ini bisa dibeli di toko kimia. Salam bebeja
Bagaimana cara teknik biofloknya? Saya masih kurang paham. Terimakasih.
Inti dari teknologi bioflok adalah menyediakan populasi mikrob melimpah di kolam yang mampu mendegradasi senyawa beracun akibat sisa pakan dan kotoran apabila budidaya itu dilakukan dengan padat tebar tinggi. Tanpa ada perlakuan senyawa beracun, dengan padat tebar tinggi, tingkat kematian lele sangat tinggi. Salam bebeja