Tora dan Tori, dua kucing persia milik Sandika di Ancol, Jakarta Utara memang menggemaskan.
Kucing-kucing berumur 1,5 tahun itu begitu manja dan aktif. “Sukanya naik ke atas lemari buku dan bersembunyi di sana,” ujar pria 23 tahun itu.
Sejauh ini tidak ada masalah bagi Sandika soal perawatan kucing persia itu. Namun Sandika menyadari kerapkali kotoran kucingnya meninggalkan bau menyengat. “Mama saya suka protes baunya,” kata mahasiswa Universitas Atmajaya itu.
Berbagai cara ditempuh Sandika, antara lain dengan rutin mengganti pasir litterbox hingga memakai produk penghilang bau dari toko hewan. Upaya Sandika itu tak sepenuhnya berhasil.
Itu pula yang dialami Zahra Maulidina di Medan, Sumatera Utara. “Si Boki kotoran dan pipisnya meninggalkan bau yang susah hilang,” kata gadis 20 tahun itu. Kendala tersebut ditangkap oleh salah satu produsen pakan di Singapura. “Masalah itu bisa diatasi melalui pemberian pakan,” ujar Kenneth Koh, direktur Kit Cat di Singapura.
Pakan diberikan campuran arang aktif asal tempurung atau batok kelapa. Sifat arang aktif yang menyerap bau efektif membuat kotoran kucing, bahkan air seni kucing menjadi tidak berbau. “Produk pakan dengan campuran arang aktif sangat disukai pehobi karena memberi hasil memuaskan,” ujar Kenneth.