Serangan penyakit akar putih menjadi momok bagi pekebun karet. Harap mafhum, serangan penyakit karena cendawan Rigidoporus microporus itu menyebabkan akar pohon karet membusuk dan pohon mati. Gejala awal yang terlihat adalah daun menguning serta berguguran nyaris serempak.
Cendawan akar putih sangat menyukai tanah gembur dengan pH basa dan kelembapan tinggi. Tanah seperti itu mudah dijumpai di sentra karet seperti di Kalimantan atau Sumatera Utara. Pohon karet berumur 1-1,5 tahun rentan terserang. Intensitas serangan penyakit akan meningkat bila kondisi lingkungan kebun tak terawat.
Serangan cendawan tersebut dapat diatasi dengan menanam tanaman lidah mertua atau sansivieria. Riset Tri Rapani dari Balai Penelitian Sembawa di Palembang, Sumatera Selatan, memperlihatkan lidah mertua memiliki zat antimikroba yang bekerja antagonis terhadap cendawan Rigidoporus microporus.
Tanaman lidah mertua memiliki kelebihan karena tahan banting. Sebagai contoh, lidah mertua tetap hidup meski berada di bawah naungan. Lidah mertua juga tidak bersaing dalam memperebutkan sumber hara. Jadi, bila ingin menghindari penyakit akar putih pada pohon karet, tanam lidah mertua di sekeliling Hevea brasiliensis itu.
