Syaiful, peternak ayam petelur di Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memiliki cara jitu mengatasi penyakit ayam cacingan (ascariasis) yang menjadi momok peternak unggas.
Penyakit akibat cacing gelang Ascaridia galli yang terdapat di usus halus itu, terjadi lantaran pakan dan minum terkontaminasi telur cacing infektif yang diproduksi cacing gelang dewasa.
Telur elips berdinding tebal itu tidak bersegmen dan tidak berembrio. Cacing tanah dapat menjadi agen penularan larva cacing, terutama bila ayam memakan cacing tanah tersebut.
Ayam terserang cacing gelang memperlihatkan aneka gejala, tergantung tingkat infeksi. Gejala itu antara lain penurunan nafsu makan, berbulu kasar, mencret, anemia serta terganggunya pertumbuhan akibat terjadi penyumbatan di usus yang menganggu penyerapan makanan.
Gangguan itu semakin parah bila timbul perdarahan lantaran larva cacing gelang merusak mukosa usus. “Bagi peternak ayam petelur, cacing gelang dapat menurunkan produksi sampai 60%,” kata Syaiful.
Intensitas serangan cacing dapat dikurangi dengan memastikan ransum pakan cukup mengandung vitamin A, B dan B12 serta mineral, dan protein. Harap mafhum, hal itu dapat meningkatnya ketahanan sel-sel goblet di usus.
Itu dilakukan Syaiful dengan mengkombinasikan pemberian temuireng alias temuhitam Curcuma aeruginosa. “Temuireng dihaluskan menjadi ekstrak dan dicampurkan melalui minuman,” katanya.
Temuireng efektif sebagai obat cacing karena berdaya antihelmintik berkat kehadiran sesquiterpen. Riset Octrie Tamara dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pada 2008 membuktikan kemampuan temuireng yang dapat mendepresi saraf pusat sehingga menimbulkan gejala kejang pada cacing gelang yang berujung kematian.