Syadati di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sejak medio 2015 melakukan budidaya lele organik.
Ia membuat ramuan organik untuk fermentasi serta menjaga kualitas air dengan menguraikan bahan organik dari sisa pakan dan kotoran. “Bahan ramuan mudah diperoleh,” ujarnya.
Setidaknya, terdapat 13 bahan untuk ramuan budidaya lele organik itu, seperti kiambang, pisang hingga minuman probiotik. Modalnya sekitar Rp400.000.
Setelah ramuan organik tersebut siap pakai, peternak dapat memperbanyak. “Dari setiap liter ramuan dapat diperbanyak hingga 15 kali lipat,” katanya. Artinya dengan 1 liter, bisa dibuat lagi 15 liter ramuan organik dengan kualitas setara.
Ramuan Organik
Bahan: Kiambang 1 kg (kiambang dijumpai di sawah), 6 buah pisang, 1 buah nanas, 1 ikat kangkung air (batang dan akar), 0,5 liter yogurt, 5 botol minuman probiotik (yakult), 1/4 kg usus ikan (mas, nila, atau mujair), 1 kg gula merah, 4 butir ragi tapai, 5 liter air kelapa, cangkang dari 4 kepiting ukuran sedang, 3 sendok makan ragi roti, dan 5 liter air.
Cara Buat
1. Haluskan kiambang, pisang, kangkung air, dan nanas.
2. Haluskan usus nila dan kepiting dengan cara memblender.
3. Larutkan gula merah dalam 5 liter air mendidih, biarkan sampai dingin.
4. Campurkan semua bahan, aduk selama 3-5 menit.
5. Simpan dalam jerigen selama 14 hari.
6. Kocok larutan setiap 2-3 hari selama 5 menit.
Cara PakaiÂ
1. Fermentasi pakan, larutkan 10 ml ramuan organik dalam 20 liter air.
2. Pengurai bahan organik di kolam, Siram 1 gelas mineral ramuan organik.
Cara Perbanyak
Ramuan organik 1 liter, 1 kg gula merah, 5 liter air kelapa, 5 botol minuman probiotik (yakult), 2 kg dedak yang dimasak dengan 3 liter air lalu diambil air rebusan, dan 1 sendok makan terasi mentah.
Seluruh bahan dicampur hingga homogen dan taruh dalam jerigen selama 14 hari. Buka setiap 2-3 hari selama 5 menit. Ramuan berhasil bila beraroma wangi tapai. Larutan bisa disimpan selama 1 tahun ditempat sejuk. Secara berkala setiap 2 bulan berikan 1 kg gula merah yang cair (bila disimpan jangka lama).
