Kesibukan sebagai pegawai swasta mempengaruhi pola makan Irfan Maulana (35 tahun) di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Pehobi aquascaping itu sejak 2013 doyan makanan cepat saji. Walhasil, kolesterol Irfan acapkali tinggi.
Irfan menuturkan saat kolesterol tinggi, dada agak sesak dan terasa kebas di leher dan bahu. “Saya juga mudah pusing,” ujarnya. Pemeriksaan di klinik memperlihatkan total kadar kolesterol Irfan mencapai 285 mg/dl. Padahal, total kolesterol normal kurang dari 200 mg/dl. “Dokter menyebut saya menderita hiperkolesterolemi,” ujarnya.
Hiperkolesterolemi merupakan peningkatan kadar kolesterol darah. Faktor pencetus beraneka, mulai dari makanan hingga keturunan. Kadar kolesterol tinggi merupakan masalah serius karena memicu risiko stroke hingga penyakit jantung koroner. Penyakit itu lebih cepat datang bila penderita memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi.
Irfan menjelaskan dokter menyarankan untuk diet makanan dengan mengatur pola makan, termasuk mengurangi makanan berkadar lemak tinggi. “Bila selama 6 bulan tidak menunjukkan perubahan, dokter memberi obat penurun kolesterol,” katanya.
Irfan mulai mengubah pola makan meski efeknya sedikit. “Hanya turun sekitar 15-25 mg/dl,” ujarnya. Belakangan alumnus Universitas Parahyangan Bandung, itu mengonsumsi jus bawang daun mengikuti saran rekan ibunda. “Saya blender 3 tangkai bawang daun dengan segelas air hangat dan minum setiap 2 hari,” katanya.
Konsumsi jus bawang daun itu terbukti lebih memuaskan. Setelah 1 bulan konsumsi, total kolesterol Irfan menurun menjadi 205 mg/dl dari sebelumnya 260 mg/dl. “Sampai hari ini saya tetap mengonsumsi jus bawang daun sebagai tindakan preventif,” katanya. Sebagai tindakan preventif, frekuensi konsumsi jus bawang daun, setiap 3 hari.
Riset Syafitrianti dan rekan dari Prodi Farmasi Fakultas MIPA Unisba di Bandung seperti tertuang dalam Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 membuktikan bawang daun antikolesterol pada hewan uji mencit jantan swiss. Penelitian itu menduga senyawa flavonoid bawang daun berperan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dan menurunkan LDL (kolesterol jahat).
Flavonoid juga berfungsi sebagai antioksidan dengan mengangkut radikal bebas serta menghambat oksidasi lipid dan sintesis kolesterol melalui inhibitor HMG KoA Reduktase. Singkat kata, kondisi itu dapat mengurangi jumlah LDL plasma darah yang berujung menurunnya jumlah kolesterol berbahaya di tubuh.