Jeruk pamelo alias jeruk besar telah menjadi komoditas pertanian unggulan di Thailand.
Jeruk tersebut memang istimewa. “Jeruk pamelo dari Thailand tanpa biji dan bercitarasa manis seperti madu,” ujar Laras Pertiwi yang mencicipi jeruk itu saat pameran Horti Asia 2017 di Bangkok, Thailand.
Sentra pengembangan jeruk pamelo di Thailand tersebut berada di Bang Nang Li, Provinsi Samut Songkhram. Di sana terdapat 137 pekebun yang menanam khoa yai-sebutan jeruk pamelo yang bermakna besar dan putih itu. Luas penanaman jeruk tersebut mencapai 510 rai atau setara 82 hektar dengan volume produksi mencapai 760 ton/tahun.
Pemerintah provinsi Samut Songkhram sangat peduli dengan pengembangan jeruk pamelo itu. Saban tahun setiap Agustus, mereka menggelar Khoa Yai Pomelo Festival.
Para pekebun akan menampilkan jeruk pamelo terbaik miliknya di balaikota provinsi tersebut di Muang. Festival itu juga menjadi ajang promosi sekaligus menancapkan ikon jeruk pamelo.
Kepedulian pemerintah setempat juga dilakukan dengan mengadakan sejumlah pelatihan sehingga pekebun bisa menghasilkan jeruk pamelo berkualitas dengan budidaya intensif yang terkontrol. Sekitar 64 pekebun jeruk pamelo saat ini sudah menerima sertifikasi Good Agricultural Practices (GAP).
Jeruk pamelo yang dibudidaya organik itu diatur waktu panen sehingga mencapai puncak panen raya pada saat menjelang perayaan China. Harap mafhum, pada saat itu permintaan jeruk pomelo melonjak tajam lantaran jeruk pamelo dianggap sebagai simbol dari masa depan cerah.