Andai utusan Tuhan tidak mencampur benih padi dan rumput, maka manusia tidak perlu bersusah payah menanam padi.
Padi akan tumbuh dan mengeluarkan bulir padi begitu menyentuh tanah. Namun, benih padi dan rumput itu justru tercampur. Itu legenda bagi masyarakat Vietnam.
Vietnam merupakan produsen terbesar padi. Indonesia yang pernah meraih swasembada pada 1984 seringkali mengimpor padi dari negara yang pernah terkoyak perang saudara itu. Setidaknya, Vietnam bisa mengekspor 3,5-4,5-juta ton beras. Vietnam merupakan eksportir beras terbesar ketiga setelah Thailand dan Amerika Serikat.
Oleh masyarakat setempat, padi yang disebut lua banyak ditanam di delta Sungai Hong-berarti merah-yang subur seluas 15.000 Km2. Sentra lain padi berada di Sungai Mekong, seluas 40.000 Km2.
Indonesia perlu belajar dari Vietnam, karena pemerintah Vietnam rajin mendukung petani padi seperti memberi kredit lunak benih dan pupuk, subsidi minyak, serta hal lain yang menunjang swasembada beras.
Bukan hanya itu, lembaga penelitian padi di Hanoi dan Cantho selalu berupaya memproduksi benih padi unggul. Singkat kata, apapun dilakukan pemerintah supaya petani padi di Sungai Hong dan Sungai Mekong bersemangat menanam padi.
Jadi, pantas bila kini gao (beras) di Vietnam melimpah sehingga kebutuhan com (nasi) selalu tercukupi. Kita tidak perlu malu belajar dari Vietnam.