Beternak ayam organik dengan prebiotik dan ramuan herbal dilakukan Erik Yuei Yanto di Cisauk, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Pada setiap 50 kg pakan, Erik membubuhi 2,5 kg prebiotik. Cara itu mampu menurunkan nilai konversi pakan (FCR) dari semula 1,5 menjadi 1,3. Artinya, untuk menghasilkan 1 kg daging, perlu pakan 1,3 kg.
Pemakaian prebiotik mampu menurunkan konsumsi pakan melalui perbaikan sistem metabolisme. Saripati pakan diserap maksimal oleh tubuh. Indikator kualitas pakan itu bisa diketahui dari bentuk dan aroma kotoran. Bila padat dan tanpa aroma, reaksi penyerapan dan penguraian pakan baik sehingga minim zat beracun seperti amonia dan asam sulfida.
Prebiotik merupakan pakan tambahan berbentuk substansi organik dengan bahan dasar senyawa mineral. Prebiotik mampu membantu penyerapan sari makanan secara enzimatis atau melalui bantuan bakteri pengurai. Asam amino esensial dalam prebiotik penting untuk menjaga reaksi enzimatis.
Pemakaian prebiotik disukai karena bisa mempercepat panen. Pengalaman Erik, panen maju 4-7 hari dari rata-rata waktu pemeliharan ayam pedaging nonorganik, 28-30 hari. Bobot 1 kg ayam organik dicapai dalam 24-25 hari. Prebiotik juga mempengaruhi kualitas daging karena kadar air dan lemak daging berkurang. Sebab itu, ayam organik bertekstur daging kenyal. Kadar air rendah juga membuat daging ayam organik cepat masak.
Sebagai pengganti vaksin dan antibiotik, kombinasi ramuan herbal bisa diaplikasi sejak ayam berumur sehari. Ramuan itu terdiri atas daun sirih, rimpang kunyit, jahe, temuhitam, temuputih, dan pasak bumi. Bahan-bahan itu difermentasi selama sehari.
Nantinya setiap 100 ml ekstrak fermentasi itu dicampurkan dengan 500 ml air di wadah minum. Dengan cara itu, tingkat kematian ayam bisa ditekan sampai 0%. Daun sirih berfungsi sebagai antibiotik dan jahe sebagai penghangat tubuh. Kunyit dan kencur untuk penambah nafsu makan, serta pasak bumi sebagai penjaga stamina.
Menurut Erik, permintaan ayam organik kini terus meningkat. Harga jual cukup tinggi. Erik menjual ayam hidup Rp28.000/kg dan Rp35.000/kg (karkas). Pembeli mayoritas warga yang menyadari pentingnya kesehatan seperti dokter, pelaku diet sehat, atau lanjut usia.