Sejak dahulu sampah menjadi masalah seiring melonjaknya populasi penduduk. Data Kementerian Lingkungan Hidup pada 2012 mencatat setiap penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2 kg/orang/hari sampah.
Jumlah itu meningkat seiring perubahan gaya hidup, terutama di kota. Sebagai gambaran Provinsi DKI Jakarta, misalnya dengan populasi penduduk 9,6-juta jiwa (Data Agregat Kependudukan per Kecamatan-DAK2), menghasilkan 19,2-juta kg/hari sampah atau 572.000 ton/bulan sampah. Dari volume itu hanya 0,5% dikelola masyarakat.
Pemerintah kota biasanya menyediakan truk pengangkut sampah ke pembuangan akhir. Truk sepanjang 6 m dapat mengangkut 8 ton sampah. Andai 572.000 ton sampah (Jakarta) diangkut, maka perlu 71.500 truk atau 429 km anteran truk berjalan beriringan (bila semua diangkut satu hari).
Data Kementerian Lingkungan Hidup pada 2012 juga mengungkapkan, volume sampah Indonesia mencapai 178.850.000 ton/tahun. Dari total sampah itu, 60% merupakan sampah rumah tangga seperti sisa sayuran, nasi, dan lainnya. Belum lagi bila menengok ke pasar tradisonal. Sampah sayuran dan buah melimpah dan acapkali dibiarkan menumpuk serta membusuk.
Sampah organik itu merupakan sumber biogas sayuran. Dengan teknik sederhana seperti penerapkan teknologi anerobik, bisa diperoleh biogas yang mengurangi konsumsi bahan bakar minyak tanah atau gas. Apalagi biogas dari sampah organik tergolong gas mudah terbakar (flammable).
Gas tersebut dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob. Pada proses fermentasi itu sampah organik membusuk dan menghasilkan gas metana (CH4) serta karbondioksida (CO2). Persentase gas metana sebagai sumber biogas mencapai 55-75%.
Persentase itu mencukupi karena biogas dapat terbakar bila mengandung kadar metana minimal 57% dengan hasil api biru serta tidak berasap. Perangkat utama biogas sampah itu reaktor yang terdiri atas tabung digester, tabung penampung gas, pipa penyambung, katup, dan alat identifikasi gas. Untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya biogas, dilakukan uji sederhana: uji nyala.
Kesetaraan Biogas dengan Sumber Energi Lain: Biogas (1 m3); Elpiji (0,46 kg); Minyak tanah (0,62 liter); Bensin (0,82 liter); dan Kayu bakar (3,50 kg).