Sampah sayuran merupakan salah satu substrat terbaik penghasil biogas (biogas sampah sayuran). Biogas sampah sayuran merupakan gas mudah terbakar atau flammable dengan dominasi senyawa metan (CH4) dan karbondioksida (CO2). Gas itu diperoleh melalui fermentasi sampah oleh bakteri anaerob (tanpa udara).
Saat fermentasi itu terjadi interaksi antara bakteri metanogen dan nonmetanogen serta bahan organik (sampah sayuran) sebagai umpan produksi biogas dalam digester.
Banyak faktor mempengaruhi produksi biogas sampah sayuran tersebut, antara lain ukuran bahan, kadar air, rasio karbon dan nitrogen (C/N), suhu, pH, serta waktu dalam digester. Bahan berukuran kecil lebih cepat terdegradasi pada fermentasi anaerobik dari bahan berukuran besar.
Dalam digester, setiap bahan memiliki waktu tinggal berbeda. Contoh, kotoran sapi perlu waktu 20-30 hari hingga terbentuk gas metan sebagai biogas. Engler dan rekan (2000) dalam Economic and Environmental Impact of Biogas Production and Use menjelaskan, fermentasi anaerob optimal dengan syarat: suhu mesofilik 35°C, pH 7-8, dan waktu retensi 10-30 hari.
Penelitian David Bahrin, Destilia Anggraini, dan Mutiara Bunga Pertiwi dari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya dalam Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 pada 2011 menunjukkan, terdapat perbedaan jumlah signifikan komposisi gas metana yang diproduksi dari berbagai komposisi perbandingan sampah sayuran dengan bahan lain.
Produksi biogas dengan 30% sampah sayuran dan 70% kotoran sapi menghasilkan komposisi gas metan lebih besar dari asupan sampah sayuran sebesar 50% dan 70%. Kotoran sapi itu penting ada lantaran banyak mengandung bahan selulosa yang tercerna sehingga mudah terurai oleh bakteri pembentuk gas metan pada proses metanogenesis untuk menghasilkan gas metana (CH4).
Riset Astuti Herawati, Arif Wibawa, Dewi, dan D. Andang (dua terakhir merupakan dosen Universitas Setia Budi Surakarta) pada 2011 mengungkapkan, volume biogas sampah sayuran terbanyak diperoleh dari bahan kotoran sapi (90%) dan sampah tomat (10%) dengan kadar metan tertinggi pada hari ke-21 dalam digester sebesar 65,19% dan kadar karbondioksida (28,4%).