Bisnis Untung Tikus Putih

2
74
tikus putih

Tikus putih dapat memberikan peluang usaha. Seorang kawan di laboratorium farmasi seringkali kesulitan memperoleh tikus putih sebagai hewan percobaan. Tikus putih itu dipakai untuk menguji toksisitas subkronik suatu bahan sediaan. Kebutuhan tikus putih mencapai 180 ekor.

Bagaimana bisnisnya? Saat ini pehobi reptil masih mendominasi konsumen tikus putih. Sasongko di Bogor, Jawa Barat misalnya, perlu 3-5 ekor/pekan tikus untuk pakan 2 ular python. Harga beli tikus itu Rp5.000/ekor. Konsumen lainnya mahasiswa dan dosen farmasi, kedokteran, atau biologi yang perlu tikus putih sebagai hewan uji.

Sebagai hewan percobaan ada syaratnya. Tikus putih tersebut berasal dari peternak bersertifikat. Sayang, di Indonesia lembaga berwenang sertifikasi itu belum ada. Tikus juga wajib memenuhi kondisi kesehatan, bobot, dan tingkat keseragaman tinggi. Semua itu menyangkut cara budidaya seperti kebersihan kandang, perawatan, dan pakan.

Tengok Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Litbang Departemen Kesehatan yang rutin memasok tikus percobaan ke sejumlah lembaga riset serta perguruan tinggi. Mereka memelihara tikus putih di ruangan superbersih. Para tikus dipelihara di kandang alumunium berukuran 35 cm x 35 cm x 25 cm. Suhu ruang stabil pada 25°C.

Ruangan, termasuk kandang dibersihkan 2 kali seminggu. Sebagai alas kandang, memakai serutan kayu. Tikus dari strain wistar dan sprague-dawley itu mendapat pakan buatan, yakni campuran beras, kacang kedelai, kacang tanah, skim milk powder, minyak kelapa, garam dapur, tepung tulang, vitamin, dan mineral. Pakan itu mengandung 19,4% protein, 9,1% lemak 9,1%, dan 370 kalori energi. Wajar dengan perlakuan tersebut, harga tikus mencapai Rp30.000/ekor.

Dari hitungan, usaha beternak tikus putih cukup menguntungkan. Dengan 100 pasang induk bisa diperoleh omzet Rp5.250.000/bulan. Saat dikawinkan, perbandingan jantan dan betina, 1:3. Jika dipelihara intensif, setiap 3 bulan seekor induk betina bisa memproduksi 8-12 tikus. Induk berbobot 20-25 gram itu diapkir setelah 2 kali beranak.

Analisa Usaha Beternak Tikus Putih

Spesifikasi

Tikus putih dengan jumlah induk 100 ekor, lama pengusahaan 6 bulan, 2 kali periode anakan, luas ruangan 6 m2, produksi: anakan umur 3 bulan, dan harga jual Rp3.500/ekor

I. Investasi
Rumah ternak (Rp3.000.000)
Rak besi sepanjang 2 meter (Rp2.000.000)
Kandang plastik 200 buah @ Rp8.000 (Rp1.600.000)
Perlengkapan kandang 200 buah (Rp 400.000)
Total investasi (Rp7.000.000)

II. Biaya produksi
Induk 100 ekor @ Rp4.000 (Rp400.000)
Penyusutan rumah ternak (Rp300.000)
Penyusutan rak (Rp160.000)
Penyusutan perlengkapan kandang (Rp100.000)
Tenaga kerja (Rp1.200.000)
Pakan 300 kg @ Rp4.000 (Rp1.200.000)
Obat-obatan (Rp200.000)
Listrik (Rp200.000)
Total biaya produksi (Rp3.760.000)

III. Pendapatan
1.500 ekor x Rp3.500/ekor = Rp5.250.000

IV. Keuntungan
Rp5.250.000 – Rp3.760.000 = Rp1.490.000

V. Pertimbangan Usaha

1. BEP (Break Even Point)
BEP untuk harga produksi
BEP = Rp3.760.000 : 1.500 ekor = Rp2.507/ekor. Dengan produksi sebanyak 1.500 ekor, titik balik modal tercapai jika harga mencit umur 3 bulan Rp2.507/ekor

BEP untuk volume produksi
BEP = Rp3.760.000 : Rp3.500/ekor = 1.074 ekor. Dengan harga jual Rp3.500/ekor, titik balik modal tercapai jika jumlah anakan yang dihasilkan sebanyak 1.074 ekor.

2. B/C (Perbandingan Penerimaan dan Biaya)
B/C = Rp5.250.000 : Rp3.760.000 = 1,4. Setiap penambahan biaya Rp1 untuk beternak mencit akan diperoleh penerimaan Rp1,4.

3. NPV (Net Present Value)
NPV = Rp5.250.000 x 1/(1+0,0083)6 = Rp5.000.000. Dengan asumsi bunga bank 10%/tahun, penerimaan yang akan diperoleh 6 bulan kemudian senilai Rp5.000.000.

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here