Bayam rambat alias daun gendola belum populer di tanahair. Padahal Basella sp tersebut bergizi tinggi.
Riset Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) di Lembang, Jawa Barat yang telah merilis varietas bayam rambat TOT 3578 dan TOT 1586 itu memperlihatkan, pada setiap 100 gram mengandung 2,1 gram protein, 3,9 gram karbohidrat, 0,3 gram lemak serta 1,3 gram serat. Bayam rambat juga berlimpah vitamin A dan C.
Bayam rambat tergolong mudah dibudidaya. Lahan yang ditanami perlu terlebih dahulu diberi kapur tohor alias kapur pertanian agar pH tanah netral. Untuk luasan 1 ha diperlukan 1 ton kapur tohor.
Pemberian kapur tohor itu dilakukan 2 pekan sebelum bibit ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 60 cm. Bibit diperoleh dari benih semai memakai media kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Saat muncul 3-4 daun, bibit siap dipindah ke lahan.
Supaya lahan subur, berikan pupuk kandang. Jumlahnya sekitar 20 ton/ha. Kombinasikan dengan pemberian pupuk majemuk NPK seimbang 16:16:16 sebanyak 65 kg.
Pemupukan lanjutan dilakukan selepas bibit berumur 10 hari pascapindah ke lahan. Pupuk yang digunakan NPK dengan volume serupa seperti pada awal penanaman.
Sebab daun gendola-sebutan lain-tumbuh merambat, pekebun perlu menyiapkan ajir. Termasuk bila budidaya bayam rambat tersebut dilakukan memakai pot.
Ajir berguna sebagai penopang sekaligus menjadi bidang rambatan tanaman. Bayam rambat yang lezat disantap antara lain sebagai salad itu dipetik pada umur 36-40 hari. Panen dapat berlangsung berkali-kali.