Kelompok pembudidaya ikan Posdaya Mulyosari di Desa Sidomulyo, Ngadirejo, Pacitan, Jawa Timur tak pernah menduga bakal memanen udang vannamei bukan di tambak besar seperti di pesisir pantai di Situbondo, Jawa Timur.
Kelompok itu memetik Litopenaeus vannamei di 3 petak empang plastik, masing-masing seluas 600 m2. Lima ton udang vannamei diperoleh pada panen perdana pada Desember 2013.
Budidaya udang vannamei jarang dipilih petambak menengah-kecil seperti kelompok Posdaya Mulyosari. Harap mafhum, budidaya udang vannamei padat modal sehingga perusahaan besar selama ini yang mampu. Sebagai gambaran, untuk produksi udang vannamei di lahan seluas 1 hektar perlu biaya Rp300-juta untuk satu periode pembesaran selama 4 bulan.
Peluang petambak menengah-kecil itu terbuka lebar berkat teknologi budidaya udang di lahan sempit skala mini memakai empang plastik alias busmetik. Busmetik merupakan hasil riset Sekolah Tinggi Perikanan Kampus Serang, Provinsi Banten sejak 2009.
Busmetik sarat keunggulan: luas lahan kecil, modal relatif sedang, risiko serangan penyakit kecil, serta dapat diaplikasi di berbagai tipe lahan, termasuk jenis tanah berpasir. Yang disebut terakhir lantaran kolam memakai terpal plastik. Sudah begitu, lama budidaya busmetik lebih singkat. Ukuran 60 ekor/kg dicapai selama 100 hari dengan konversi pakan atau FCR 1,3.
Sejauh ini busmetik cocok untuk budidaya udang vannamei lantaran udang itu dapat dipelihara pada kondisi padat tebar tinggi hingga 250 ekor/m3. Udang vannamei juga tumbuh lebih cepat dan memiliki daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik.
Pasar? Ukuran konsumsi 40 ekor/kg dan ukuran sedang 60 ekor/kg selalu habis terserap pasar dengan harga tinggi mencapai Rp50.000-Rp60.000/kg.
Teknologi busmetik mudah diaplikasi. Tambak yang dipakai berbentuk kubus dengan luas bervariasi antara 100 m2 hingga 1.000 m2. Seluruh tambak dilapisi plastik jenis high density polyethelene (HDPE) setebal 0,5 mm. Kedalaman tambak sekitar 80-100 cm.
Sebelum ditebar benih, tambak dikeringkan selama 2 hari, selanjutnya diisi air bercampur klorin 50-60 mg/liter. Klorin berguna membunuh kuman dan penyakit. Setelah air diganti, benih dapat ditebar.
Berdasarkan pengalaman, empang seluas 600 m2 dengan padat tebar tinggi 250 ekor/m3, dapat dipanen 2.280 kg udang vannamei. Volume panen itu dengan persentase kelulusan hidup 95%.
Empang plastik dapat dipakai setahun untuk 3 kali siklus budidaya. Investasi awal untuk empang sebesar Rp165-juta dan ongkos operasional Rp67-juta. Pendapatan Rp114-juta per siklus. Bila dihitung setiap siklus, petambak busmetik dapat memetik laba bersih Rp46-juta.