Pilihan Hartono di Temanggung, Jawa Tengah untuk menanam tabulampot lengkeng itoh beralasan.
“Lengkeng itoh lama berbuah, tapi kualitas buahnya bagus,” ujar pria 46 tahun itu. Hartono memakai kantong tanam ukuran 45 liter dengan alasan praktis setelah sebelumnya menggunakan drum .
Untuk menanam lengkeng itoh sebagai tabulampot, Hartono menuturkan, memakai media tanam berupa campuran tanah merah, sekam, dan pupuk kandang ayam. Perbandingannya 3:1:1. Seluruhnya diaduk rata lantas disiramkan sebotol EM4, lalu didiamkan selama 2 pekan memakai terpal sebelum dipakai.
Setelah media dipindahkan ke pot, barulah bibit lengkeng setinggi 70-80 cm dibenamkan. “Perawatan rutin setiap 1,5 bulan dengan pemberian pupuk kandang sebanyak 2 kg ditambah pupuk NPK 3 sendok makan,” katanya.
Sekitar 6 bulan kemudian, lengkeng tersebut untuk dirangsang berbunga dan berbuah. Hartono menggunakan perangsang farmpion dan champion. Keduanya dicampurkan dengan perbandingan 1:1.
“Sebetulnya satu jenis saja cukup, tetapi saya ingin mencoba melihat bila dicampurkan,” ujar suami dari Lies Handayani itu. Pemberian pupuk perangsang itu dilakukan saat pucuk daun sudah tua.
Biasanya sebulan pascapemberian, pada ujung ranting muncul tunas bunga yang akan berkembang selanjutnya menjadi buah. Saat tunas bunga tersebut muncul, Hartono meningkatkan frekuensi penyiraman menjadi 2-3 kali sehari.
“Saya juga memberikan minyak ikan, vitamin B Kompleks, serta pupuk daun,” kata Hartono yang membuang 30% dari calon buah agar buah terseleksi berukuran besar itu.
Dengan cara itu, produksi buah tidak terlalu banyak, tetapi berukuran besar. Buah dipanen saat tercium aroma harum dan berwarna cokelat terang. “Setelah panen lakukan pemangkasan pada cabang supaya tunas baru muncul lebih banyak. Jangan lupa juga saat tanaman berumur 2-3 tahun melakukan pemangkasan akar,” tutur pehobi aneka tanaman buah tersebut.