Saptadi baru menginjak usia 35 tahun pada September 2015. Namun di usia itu, ayah satu putra tersebut mengidap penyakit tekanan darah tinggi. Awalnya Saptadi kerap merasakan pusing dibarengi pegal di pundak. “Waktu tidur saya pun terganggu, rata-rata 2-3 jam,” katanya.
Semula Saptadi menganggap efek lelah. Namun hingga 2 pekan tak kunjung membaik, ia memeriksakan diri ke dokter. Hasilnya, tekanan darah Saptadi mencapai 190/100 mmHg; normal 120/80 mmHg. Yang perlu diwaspadai, setiap kenaikan sebesar 20 mmHg/10 mmHg meningkatkan risiko serangan serangan jantung dan stroke hingga 2 kali.
Pemicu tekanan darah tinggi alias hipertensi beragam seperti obesitas, kurang olahraga, stres, serta, konsumsi berlebih alkohol dan garam. “Saya kebetulan menyukai makanan asin,” ujar Saptadi.
Kondisi Saptadi mulai membaik setelah ia mengonsumsi air rebusan daun pandan Pandan amaryllifolius dikombinasi seledri Apium graviolens selama sepekan. Saptadi merebus 10 daun pandan dan 4 batang seledri dengan 2 liter air hingga mendidih. Takaran itu untuk persediaan selama 2 hari. Sehari ia meminum 2 gelas. Sisanya sebagai persediaan ditaruh di kulkas.
Tiga hari berikutnya, Saptadi merasakan perubahan. “Pusing hilang dan tubuh lebih segar,” katanya. Sepekan mengonsumsi, Saptadi mengecek kondisi tekanan darah ke klinik dengan hasil pengukuran 120/90 mmHg. “Setelah turun, konsumsi saya kurangi menjadi setiap 3 hari,” ujarnya.
Pengalaman itu ditularkan Saptadi pada kerabat yang hipertensi seperti Ujang Maulana. Saptadi menuturkan kerabatnya itu semula memiliki tekanan darah tinggi hingga 230/120 mmHg. “Setelah 2 minggu konsumsi, tekanan darah turun menjadi 140/100 mmHg,” tutur Saptadi.
Daun pandan memiliki kemampuan memperlancar peredaran darah, melarutkan asam urat dan asam lemak jenuh, dan berkhasiat antioksidan yang menurunkan hipertensi. Seledri? Sebagian besar herbalis memakainya untuk membantu mengatasi tekanan darah tinggi. Perpaduan khasiat kedua tanaman itu dibuktikan Saptadi.
