Teras rumah Harun di Srengsengsawah, Jakarta Selatan tidak seberapa luas, hanya berukuran 2,5 m x 1,5 m.
Pria 35 tahun itu menginginkan teras rumahnya berpelindung agar terhindar dari debu serta air hujan dan sinar matahari terik pada siang hari. “Saya mengatasinya memakai kerai bambu,” ujar ayah 2 putra itu.
Belakangan Harun berinovasi dengan memanfaatkan tanaman sirih hijau. Alasannya sederhana, selain bisa berfungsi sama seperti kerai bambu, ia dapat memetik untung lain sebagai tanaman obat keluarga. Harap mafhum, sang istri sering meminta mencarikan daun sirih untuk mengatasi keputihan.
Harun lantas membuat kotak bambu 7 x 6 dengan ukuran panjang dan lebar 20 cm. Kotak itu dipasang di depan kerai bambu hingga bila nanti rimbun, kerai bambu siap untuk dicopot.
“Saya menanam 4 pot sirih hijau di polibag ukuran 30 cm,” ujarnya. Media tanam yang dipakai untuk tanaman sirih itu, kombinasi tanah, kompos, arang sekam, serta pupuk kandang ayam dengan perbandingan 2:1:1:0,5.
Setelah 4 bulan, daun sirih itu mulai menyesaki kotak bambu. Saat itu Harun hanya memastikan tanaman merambat itu mengisi kotak bambu. “Tidak ada perlakuan khusus lain untuk merawatnya,” kata pria kelahiran Yogyakarta tersebut.