Ruang rapat di lantai 5 di gedung Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat memang lain. Ruang rapat itu terasa sejuk meski tanpa alat pendingin udara. Hembusan angin yang menyusup melalui jendela-jendela kaca, cukup membuat nyaman ruangan itu.
Tidak sekadar meneruskan angin, jendela-jendela itu juga meloloskan cahaya surya sehingga dapat menghemat pemakaian energi listrik. Sejatinya, efisiensi energi itu juga diterapkan di bagian lain pada gedung. Dinding antarlantai, misalnya terdapat jendela kaca terbuka yang menciptakan suasana sejuk.
Semua itu menjadi ikhtiar Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat untuk membuat kantor ramah lingkungan alias eco office. Kehadiran kantor ramah lingkungan tersebut sudah dirintis sejak 2010. Tidak hemat energi listrik, upaya penghematan lain seperti pemakaian sumberdaya air hingga pengelolaan sampah berkelanjutan juga diterapkan. Penghematan energi listrik dilakukan memakai lampu Light Emitting Diode (LED).
Pada 2011 PT Energy Management Indonesia (Persero) melakukan audit energi di BPLHD Jawa Barat dengan hasil jumlah konsumsi energi gedung BPLHD sangat memuaskan. Harap mafhum, nilai audit energi itu memperlihatkan nilai efisiensi yang dicapai jauh di bawah ambang batas yang disyaratkan ASEAN-USAID. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) BPLHD Jawa Barat mencapai 122 kWh/m2/tahun dengan ambang batas standar ASEAN-USAID sebesar 240 kWh/m2/tahun.
Keberhasilan itu tidak serta merta membuat BPLHD Jawa Barat puas. Harap mafhum, salah satu rekomendasi audit energi itu adalah mengoptimalkan pemakaian energi agar lingkungan kerja tetap nyaman. Upaya menjalankan rekomendasi tersebut dilakukan antara lain dengan membuat green wall atau dinding hijau di dinding depan kantor, juga menyulap pelataran di lantai 4 menjadi roof garden alias tanaman atap.
Tindakan hijau lainnya membuat kompos dari sisa makanan karyawan. Setelah ditampung, sisa makanan itu lantas difermentasi di dalam peti-peti kayu hingga menjadi kompos. Kompos tersebut dipakai sebagai media tanam di lingkungan kantor BPLHD Jawa Barat yang juga melakukan upaya konservasi air melalui pembuatan lubang resapan air atau biopori (Disarikan dari Buku Konservasi Energi).