Green Hospital RS Kanker Dharmais

0
51
rs kanker dharmais

RS Kanker Dharmais, Jakarta mampu menghemat energi hingga 408.652 kWh/tahun melalui serangkaian aspek inovasi pada pendingin udara, cahaya lampu, dan pengolahan air limbah. Seluruh inovasi itu, mewujudkan RS Kanker Dharmais sebagai rumah sakit hijau alias green hospital yang berwawasan lingkungan.

dr Sonar Soni Panigoro SpB.Onk M.Epid, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, menjelaskan rumah sakit hijau itu, berarti telah memenuhi sejumlah kriteria penting seperti lingkungan yang dapat mereduksi polusi udara, penggunaan material bangunan dari bahan daur ulang dan tidak berbahaya, selalu menjaga kualitas ruangan, serta efisiensi pemakaian air dan energi. “Hal itu yang terus kita upayakan,” ujarnya.

Selama ini konsumsi energi listrik terbesar untuk kamar operasi, Intensive Care Unit (ICU), serta pelayanan khusus pasien kanker. Konsumsi listrik itu terdistribusi ke aneka perangkat elektronik, terutama pendingin udara. Volume konsumsi itu mencapai 1.410 kVa atau 56% dari beban total listrik. Beban listrik lain adalah utility sebesar 17% (430 kVa), 14% lampu (366 kVa), serta 337 kVa untuk lift, pompa, laundry, dan boiler house.

Untuk menciptakan kondisi gedung sejuk, pihak pengelola menerapkan sistem HVAC (heating, ventilation, & air conditioning). Komponen utama sistem HVAC terdiri atas chiller central, chiller noncentral (chiller KSO), split duct, dan split biasa, yang didukung pompa chilled water (CWP) dan air handling unit (AHU). Chiller itu melayani area clean room seperti ICU, ruang radiologi, dan ruang linax serta nonclean room seperti koridor rumah sakit.

rs kanker dharmaisRS Kanker Dharmais yang terdiri atas 4 gedung itu mengandalkan 5 unit chiller central nonclean room dan 2 unit chiller central clean room. Chiller yang dipakai merupakan kombinasi chiller 205 TR (generasi lama) dan 200 TR (generasi baru).

Seluruh chiller diletakkan di lantai 2 gedung utility. Chiller-chiller itu beroperasi pukul 07.00-17.00. Sesudah pukul 17.00, hanya 3 unit chiller central nonclean room dan 2 unit chiller central clean room yang tetap beroperasi.

Khusus sistem pendingin, rumah sakit memakai variable refriegerant volume (VRV) pada sistem air conditioner sehingga aliran volume udara dingin akan tepat dan akurat berdasarkan kapasitas gedung.

Pemakaian teknologi inverter di sejumlah area gedung yang beroperasi 24 jam seperti ruang radioterapi, ICU, dan ruang pelayanan kanker, dapat menghemat energi listrik hingga 10%.

Pencahayaan di seluruh rumah sakit itu memakai lampu hemat listrik LED TL 15 dari sebelumnya TL-T8. LED memancarkan cahaya lebih terang. Sebagai gambaran lampu LED 12 watt mampu menghasilkan penerangan cahaya setara lampu bohlam 80 watt.

rs kanker dharmaisKhusus siang hari, pengelola mendesain ruangan dengan banyak jendela berukuran lebar. Selain meloloskan banyak cahaya matahari, jendela itu berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga mengurangi pemakaian pendingin udara.

Dari aspek pemakaian air, pihak pengelola memasang sensor otomatis pada pispot dan wastafel di semua toilet umum di gedung. Cara itu, manjur menghemat konsumsi air hingga 10%.

Rumah sakit yang berencana membangun roof garden itu, mengolah air limbah memakai sistem water treatment process (WTP) dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) 1 kapasitas 7.200 m3 dan IPAL 2 kapasitas 100 m3. Namun dari total kapasitas keduanya itu, baru 10% termanfaatkan antara lain untuk menyiram taman, toilet, dan membersihkan area parkir.

Upaya efisiensi energi di RS Kanker Dharmais menyedot dana besar. Total nilai investasi untuk penerapan konservasi energi berdasarkan rekomendasi hasil Investment Grade Audit mencapai Rp15.326.352.000. Untuk menyiasati keterbatasan dana itu, rumah sakit membuat program penghematan energi itu berjalan hingga 2019.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here