Hama Tikus Sulit Diberantas

0
35
hama tikus

Serangan hama tikus, terutama tikus sawah Rattus argentiventer dan mencit sawah Mus caroli pada tanaman palawija menjadi masalah petani di tanahair.

Belum lagi bila hadir tikus wirok Bandicota indica, tikus semak Rattus exulans, dan tikus riul Rattus norvegicus. Para hewan pengerat tersebut akan menggali liang untuk berlindung serta berkembang biak. Mereka juga sering membuat terowongan di sepanjang pematang dan tanggul irigasi.

Pertumbuhan populasi yang cepat membuat hama tikus sulit dikendalikan. Tikus betina mampu melahirkan 6-8 ekor dengan jarak antar kelahiran 30-45 hari. Pada musim tanam, seekor betina dapat melahirkan hingga 2-3 kali dengan jumlah anak mencapai puluhan ekor. Dalam setahun, sepasang tikus mampu memiliki anak hingga di atas 1.000 ekor dengan betina muda siap kawin pada umur 28-30 hari.

Tikus memiliki waktu hidup lama, sekitar 8-9 bulan. Hal itu juga dipengaruhi oleh habitat dan pakan. Sebab itu agar pengendalian dapat terkontrol, penanaman palawija perlu dilakukan serempak bila dilakukan di areal luas. Namun bila tidak, pengendalian sulit dilakukan mengingat tikus memiliki mobilitas tinggi serta daya adaptasi bagus. Pengendalian terpadu mutlak penting.

Penelitian pengendalian tikus sawah, terutama gudang penyimpanan produk selain bisa menggunakan rodentisida, ternyata dapat dilakukan aman dan ramah lingkungan. Caranya dengan memberi perlakuan suara predator seperti ular, kucing, bahkan anjing.

Tikus sawah yang mendapat perlakuan suara predator tersebut akan mengalami gangguan metabolime dan pola aktivitas harian yang ditandai dengan jumlah waktu yang dihabiskan untuk locomotion (bergerak), foraging (makan dan minum), dan resting (terdiam dan tidur) yang berbeda dibandingkan kontrol.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here