Institut Bioengineering dan Nanoteknologi (IBN) dan IBM Research (IBM) di Singapura mengembangkan hidrogel nontoksik baru yang mampu menyusutkan tumor payudara lebih cepat daripada terapi yang ada.
Hidrogel bervitamin E dan mengandung herceptin itu disuntikkan di bawah kulit, tanpa menyebabkan respon inflamasi dan melepaskan obat antitumor secara perlahan selama beberapa pekan. Hal itu mengurangi pemberian obat secara langsung, sekaligus meminimalisir perawatan.
Menurut direktur IBN, Profesor Jackie Y Ying sejak 2003, IBN telah mengadopsi pendekatan multicabang untuk penelitian kanker. Salah satunya memaksimalkan teknologi nano untuk tumor payudara.
Tumor payudara merupakan kanker invasif paling umum yang banyak diderita perempuan di seluruh dunia. Hasil riset memperlihatkan satu dari empat pasien tumor payudara memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih rendah karena pada tubuhnya terdapat gen kanker yang dikenal sebagai human epidermal growth factor receptor 2 (HER2+). Gen kanker itu membuat pertumbuhan tumor di payudara tak terkendali.
Sejatinya, US Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menyetujui herceptin untuk terapi pengobatan HER2+. Obat itu diberikan secara intravena dengan lama proses sekitar 30-90 menit.
Sayang, pemberian infus herceptin acapkali membuat pasien tidak nyaman dan berujung pasien ogah berobat kembali. Sebab itu, peneliti IBN dan IBM mengembangkan hidrogel biokompatibel dan biodegradable yang cukup sekali disuntik, tapi mampu melepaskan obat antitumor.
Riset IBN juga memperlihatkan, terapi hidrogel mampu mengecilkan ukuran tumor sebesar 77% selama 28 hari setelah hidrogel herceptin itu disuntik pada lapisan subkutan hewan percobaan.
Hidrogel tersebut dapat membantu memberikan obat selama jangka waktu tertentu, tanpa menyebabkan respon imun serta efektif melepaskan obat antitumor langsung pada sel kanker tumor tanpa merusak sel sehat. Istimewanya, hidrogel itu tidak memperlihatkan efek samping selama 6 pekan pascasuntik hidrogel herceptin.