Perkembangan agroindustri di tanahair belum selaju negara lain seperti Thailand, bahkan Vietnam mulai berkibar. Padahal, sejumlah komoditas agroindustri seperti kelapa sawit, karet, kopi dan, cokelat asal Indonesia merupakan produk terbaik di dunia.
Kemajuan negara pesaing itu tidak lepas dari aplikasi teknologi dan mekanisasi pertanian yang mumpuni. Itu disokong oleh pemerintah yang berkepentingan menjaga pertumbuhan sektor agroindustri sebagai salah satu sumber kemajuan ekonomi.
Upaya mengejar kondisi itu kini sudah berjalan dengan mendorong aneka program mekanisasi pertanian dan kebijakan yang mendukung gerak maju sektor pertanian agar lebih trengginas.
Kontribusi sektor pertanian mulai diperhitungkan sejalan fakta bahwa investasi di sektor pertanian di tanahair melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh sebesar 4,2%/tahun dan 18,6%/tahun.
Lahan dan agroklimat Indonesia yang mendukung pertanian memang berpotensi untuk meningkatkan ekonomi nasional dengan cepat. Itu sebab, upaya menguatkan aplikasi teknologi dan mekanisme pertanian untuk mendongkrak produktivitas menjadi penting.
Melalui pameran Indonesia International Palm Oil Processing Technology Exhibition (INAPALM) ASIA serta Indonesia International Agricultural Equipment and Technology Exhibition (INAGriTech) 2017, sejumlah kemajuan aplikasi dan mekanisasi pertanian dipamerkan, termasuk temu bisnis para pelaku dan stakeholder.
Pameran bertajuk The 5th Indonesia International Agricultural Machinery, Technology & Service Exhibition 2017 pada 23-25 Agustus 2017 di JIExpo Kemayoran itu menampilkan mesin peralatan pertanian, kehutanan, kimia agro, serta aneka teknologi pengolahan agroindustri dari 500 partisipan asal 18 negara.