Rasidi, pehobi tabulampot di Bekasi, Jawa Barat, ingat betul saat 5 tahun lalu mencoba membuat tabulampot durian monthong.
Berulang-ulang durian monthong yang sudah berumur 3 tahun di drum gagal berbuah. “Bosan sampai akhirnya pohon durian dibiarkan,” kata Rasidi.
Para penangkar buah juga paham betapa sulit membuat tabulampot durian. Kalaupun muncul bunga, sulit bertahan hingga menjadi buah matang. Yang sering terjadi bunga melulu rontok.
“Tingkat kesulitan membuahkan durian di pot memang tinggi karena karakter akar yang melebar ke samping sehingga susah bila ditaruh di pot terbatas,” ujar Warno, penangkar buah di Depok, Jawa Barat.
Pada Pameran Flora dan Fauna II di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, sebuah stan berhasil memamerkan sepasang tabulampot durian monthong yang sarat buah. Tidak tanggung-tanggung dalam satu cabang dapat dijumpai 3-4 buah durian mulai seukuran bungkus rokok hingga sebesar sekepalan tangan orang dewasa.
Menurut Drajat, staf stan, tabulampot durian monthong itu tidak dari bibit dipelihara dalam drum. “Sebelumnya dipelihara dahulu di lahan selama 10 bulan,” katanya. Pemeliharaan di lahan itu penting untuk memacu pertumbuhan vegetatif durian.
Selanjutnya, setelah pohon durian mencapai tinggi 2 meteran, baru dipindah dari lahan ke drum yang alas dasarnya diberi jerami padi setinggi 15-20 cm. Media tanam yang dipakai terdiri atas tanah gembur dan pupuk kandang kambing, perbandingan 1:1. Tidak lupa pula untuk menambahkan seperempat karung sekam agar kondisi media porous.
Yang patut dicermati saat pemindahan pohon durian dari lahan ke drum, pastikan akar tanaman tidak terlalu banyak rusak, terutama bagian ujung akar sebagai jalan masuk unsur hara. Biasanya, pemindahan dilakukan setelah akar pohon sebelumnya dibentuk menjadi bola akar dan dimasukkan ke dalam karung.