Salah satu media tanam dalam sistem hidroponik adalah pemakaian media kering hydroton. Hydroton yang berbentuk butiran kelereng terbuat dari tanah liat atau clay yang sifatnya ringan.
Pemakaian media tanam hydroton memiliki banyak kelebihan, yakni sistem perakaran tanaman lebih baik lantaran media porous sehingga ketersediaan oksigen lebih terjamin, tidak berlumut, dan akar tidak terlalu melekat sehingga mudah dalam pemanenan.
Sejauh ini hydroton yang mampu menyimpan air dan memiliki pH netral dan stabil sangat disukai oleh beberapa pehobi hidroponik.
“Saya memakainya untuk tanaman hidroponik yang berbatang,” ujar Bertha Suranto, pekebun hidroponik di Kecamatan Muntilan, Jawa Tengah.
Pemakaian hydroton harus terhubung dengan nutrisi. Teknik yang dipakai sebagai sumber nutrisi adalah drip irigation atau irigasi tetes atau ebb dan flow alias perendaman sementara waktu dalam interval waktu tertentu.
Pehobi lain memodifikasi hydroton dengan menggunakan pecahan batu bata, kerikil, hingga batu apung. Fungsi itu yang terlihat pada akuaponik. Harap mafhum, harga hydroton cukup lumayan sekitar Rp15.000 per liter. Untuk sebuah pot berdiameter 30 cm yang ditanami tomat membutuhkan sekitar 3-4 liter hydroton.