“Bebeja, apa keunggulan dan kelemahan dari aplikasi hidroponik talang bersambung?” Hendro dari Madiun, Jawa Timur, mengajukan pertanyaan itu setelah tertarik untuk berhidroponik sayuran memakai talang bersambung di halaman rumah.
Hidroponik talang bersambung yang menyerupai huruf S banyak dipilih oleh pekebun hidroponik pemula seperti Hendro. Dengan cara itu nutrisi dialirkan secara bertahap, yakni dari tangki utama ke talang paling atas, berikutnya mengalir ke talang di bawahnya dan seterusnya. Talang bersambung dapat bertingkat 3 atau 4.
Yang seringkali terjadi aliran nutrisi di talang paling bawah terhambat sehingga pertumbuhan sayuran mandek. Dampaknya, panen tidak bisa serempak karena pertumbuhan tanaman di talang bagian bawah lebih lambat ketimbang talang di atasnya.
Pertumbuhan tidak seragam tersebut terjadi karena nutrisi tidak merata. Pun sinar matahari yang diterima setiap tanaman. Tanaman di talang bagian atas akan menerima nutrisi awal sehingga pertumbuhannya lebih maksimal.
Sebaliknya, tanaman di talang bagian bawah hanya menerima nutrisi sisa yang sebagian besar unsur pentingnya sudah terserap oleh sayuran di talang bagian atas. Meski demikian, talang bersambung memiliki keunggulan, yakni praktis dalam pengaturan. Hanya sekali buka keran, semua tanaman akan teraliri nutrisi.
Untuk mengatasi tanaman kurang subur di talang bagian bawah, praktikus hidroponik di Jakarta, Ir Yos Sutiyoso menyarankan untuk meningkatkan kecepatan aliran nutrisi (flowrate) menjadi 2 liter/menit dari kondisi normal 1 liter/menit. Yos menuturkan kenaikkan volume itu supaya tanaman di talang tingkat bawah cukup memperoleh nutrisi.
Alternatif lain, agar panen bisa serempak di semua talang adalah dengan membatasi pajang talang sekitar 20 meter. Itu setidaknya menjamin aliran nutrisi dapat maksimal. “Posisi talang juga perlu dibuat sedikit miring sekitar 2-3 derajat agar aliran tidak tertahan tapi terus mengalir,” kata Yos.