Manfaat kascing atau kotoran cacing yang merupakan vermikompos sudah banyak diketahui. Pemakaian vermikompos tersebut dapat membuat tanah lebih gembur, sehingga akar tanaman leluasa mencari unsur hara.
Uji laboratorium menunjukkan sederet keunggulan kascing seperti kadar nitrogen 1,79%, 0,85% fosfat, 1,79% kalium, 27,13% karbon, serta 30,52% kalsium dengan rasio karbon dan nitrogen 15,20%.
Faktanya memproduksi kascing alias kotoran cacing gampang-gampang susah. Banyak orang mengira membuat kascing semudah membalikkan telapak tangan. Namun faktanya banyak yang gagal.
Ada aturan yang perlu dipahami agar tidak gagal. Cacing Lumbricus rubellus dewasa yang dipakai dapat menghasilkan 5-15 kokon dalam 35 hari. Sebuah kokon kelak menghasilkan 15 cacing.
Ciri cacing dewasa adalah mempunyai panjang tubuh lebih dari 5 cm, bergerak lamban, dan memiliki garis kuning di bawah perut serta gelang-gelang di tubuh berwarna merah. Begitu cepatnya si cacing berkembangbiak, dalam 3 bulan populasi satwa hermaprodit alias berkelamin ganda itu dapat meroket hingga 3 kali lipat.
Saat pembuatan kascing, gunakan lantai semen seluas 5 m x 1,5 m x 0,15 m sebagai hamparan kascing. Lantai di semen untuk mencegah cacing membuat liang. Pembuatan kascing dilakukan pada ruang semi permanen dengan dinding rumah berupa anyaman bambu. Anyaman bambu tersebut berguna agar sirkulasi udara di dalam ruangan berjalan lancar serta dapat menjaga kelembapan.
Selain cacing dewasa, hal lain yang dicermati adalah media kotoran. Gunakan kotoran dari sapi yang hanya memakan rumput, supaya produksi kascing bebas residu. Wicaksono, pembuat kascing di Yogyakarta punya pengalaman buruk saat memakai kotoran sapi yang tercemar residu. Saat kotoran tersebut ditebar, tak sampai 2 hari 200 kg cacing mati. Padahal harga cacing itu Rp50.000/kg. Artinya Wicaksono merugi Rp10-juta.
Kelebihan sapi lokal yang umumnya dibiarkan merumput adalah kotoran berteksturnya lembek dan lembap. Berbeda dengan kotoran kambing, terlalu keras dan permukaannya berminyak sehingga membuat cacing sulit menguraikan. Kotoran kuda pun tidak disarankan untuk media kascing karena selain panas, juga waktu penguraian lebih lama.
Setiap kali sehabis panen setiap 2 pekan, media kotoran dapat ditambahkan lagi. Untuk bidang seluas 5 m x 1,5 m x 0,15 m diperlukan sekitar 20 ton kotoran sapi baru. Setelah sepekan, kotoran sapi itu berubah menjadi remahan halus tanpa bau seperti tanah, dan tanda siap digunakan sebagai pupuk.
Terima kasih ilmunya
Terimakasih. Salam bebeja