Jenis Hama Belalang Pada Pertanian

0
25
belalang kembara

Hama belalang seringkali menjadi masalah petani karena menyerang tanaman pertanian yang menimbulkan kerugian ekonomi. Di Indonesia, sejumlah provinsi melaporkan serangan hama belalang tersebut seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Komoditas pertanian diserang oleh anggota ordo Orthopera tersebut antara lain padi, jagung, tebu, dan tanaman gramineae lainnya. Terdapat beberapa belalang yang menjadi hama pertanian.

Belalang Kembara (Locusta migratoria)
Anggota famili Locustidae ini tergolong hama perusak yang sangat ditakuti oleh petani padi, jagung, dan sorgum karena daya rusak besar. Belalang yang memiliki kaki panjang dan kuat sehingga mampu melompat jauh itu, memakan batang, daun hingga tunas tanaman. Kerugian dapat mencapai 100%.

a. Gejala
Gejala serangan tidak spesifik, tergantung tipe tanaman dan tingkat populasi. Umumnya daun menjadi target utama. Bekas gigitan berbentuk sobekan bergerigi tak beraturan. Pada serangan berat, hanya menyisakan tulang daun.

b. Penyebab
Populasi belalang kembara meledak ketika terjadi perubahan iklim. Suhu tinggi dan kelembapan rendah mempercepat pertumbuhan telur belalang kembara yang tersimpan di dalam tanah.

c. Penanggulangan
Secara mekanis lakukan pemusnahan massal mulai dari stadia telur, nimfa, hingga imago. Secara kimiawi pengendalian sejak nimfa sangat dianjurkan dengan insektisida Buldok 25 EC berbahan aktif betasiflutrin, Decis 25 EC berbahan aktif deltametrin, Matador 25 EC, Alika 247 ZC berbahan aktif lamda sihalotrin, atau Regent 50 SC berbahan aktif fipronil. Lakukan pula pengolahan tanah sedalam 15 cm supaya telur-telur belalang mati.

Belalang Kecil (Oxya chinensis dan O. velox)
Umumnya genus Oxya menyerang tanaman padi di sawah dan lahan rawa. Namun pada beberapa kasus dijumpai anggota Acrididae itu menyerang tanaman di daerah kering.

a. Gejala
Daun padi rusak dari pinggir dengan tepian bergerigi.

b. Penyebab
Peningkatan dan penurunan populasi sangat tergantung lokasi, iklim, dan tanaman inang. Peningkatan populasi dapat dipicu oleh faktor iklim seperti cahaya dan curah hujan. Frekuensi serangan tinggi sangat tergantung tanaman inang. Siklus hidup belalang kecil sekitar 3-3,5 bulan. Telur menetas setelah 4 minggu.

c. Penanggulangan
Secara mekanis lakukan pemusnahan massal pada semua stadia. Secara kimiawi pencegahan dengan semprotan kurang efektif. Sebaiknya penyemprotan dilakukan saat serangan mengganas dengan insektisida sistemik berbahan aktif asefat seperti Amcothene 75 SP, Dafat 75 SP. Alternatif lain Matador 25 EC, Alika 247 ZC, Decis 25 EC, dan Buldok 25 EC. Lakukan pula pengolahan tanah dengan cara membongkar tanah sedalam 15 cm.

Belalang Pedang (Chloracris prasine)
Anggota famili Tettigoniidae yang memiliki antena dengan panjang berukuran 1,5-2 kali tubuhnya dan ovipositor serangga betina mirip pedang itu, termasuk hewan nokturnal alias aktif malam hari. Sebab itu kehadirannya seringkali sulit terdeteksi. Pada pagi hari tanaman dijumpai rusak mulai dari bunga, daun, hingga kulit batang yang lunak.

a. Gejala
Daun habis dimakan mulai dari tepi, bahkan nimfa juga memakan bunga dan buah kelapa.

b. Penyebab
Musim kemarau serangan meningkat lantaran telur yang menetas lebih tinggi. Sebaliknya, musim hujan serangan rendah karena banyak parasit menyerang telur. Belalang betina meletakkan telur di tanah, daun, atau tumpukan serasah.

c. Penanggulangan
Secara mekanis lakukan pemusnahan massal mulai dari stadia telur, nimfa, hingga imago. Secara kimiawi Lakukan penyemprotan pada pagi hari dengan insektisida berbahan aktif asefat seperti Amcothene 75 SP, Dafat 75 SP, atau insektisida berbahan aktif diazinon, Diazinon 600 EC. Alternatif lain Regent 50 SC, Decis 25 EC, dan Buldok 25 EC, Matador 25 EC, Alika 247 ZC. Lakukan pula sanitasi lahan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here