Maharani, pekebun jeruk keprok Rimau Gerga Lebong di Bengkulu bangga saat buah jeruk dari panen pohon berumur 9 tahun di kebunnya seluas 15 hektar menjadi pemenang Kontes Buah Jeruk dan Mangga Unggul dalam kegiatan Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2015.
Jeruk keprok Rimau Gerga Lebong memang istimewa. Selain bersosok besar dengan warna kuning cerah, jeruk yang berasal dari Israel dan masuk pertamakali ke Indonesia melalui Thailand itu sangat manis dan segar.
Nama Gerga yang tersemat pada jeruk itu merupakan apresiasi kepada pengembang pertama kali jeruk itu, yakni Gerga di Desa Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Saat itu Gerga menanam 2.500 pohon jeruk Rimau yang dibawa dari Kabupaten Karo, Sumatera Utara di lahan 50 hektar.
Jeruk yang saat ini pasarnya mencakup Bengkulu hingga Jakarta itu masih kekurangan pasokan. Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong mengungkapkan pasokan dari Kabupaten Lebong sebanyak 100 ton/bulan belum mampu memenuhi permintaan. Harga jual ditingkat pekebun berkisar Rp20.000-Rp25.000/kg.
Panen raya jeruk yang berbuah umur 2 tahun itu berlangsung 2 kali setahun pada Agustus dan September. Namun Maharani yang memiliki 4.500 pohon dalam setahun bisa memanen 4 kali, yakni pada Januari, Maret, Juni, dan Oktober.
Produksi buah dari tanaman berumur 5 tahun mencapai 40-50 kg per panen. Buah-buah panen itu tahan disimpan pada kondisi ruangan selama 1 bulan karena jeruk Rimau Gerga Lebong berkulit tebal.
Saat ini pengembangan jeruk Rimau Gerga Lebong terus digalakkan di Bengkulu sebagai hortikultura unggul. Di Kabupaten Lebong luas penanaman saat ini mencapai 135 hektar, serta di kabupaten lain seperti Kabupaten Kepahiang mencapai 82 hektar. Rata-rata jaraktanam 7 m x 5 m dengan populasi per hektar 250 tanaman. Maharani menanam dengan jarak lebih rapat sekitar 5 m x 5 m untuk populasi 4.500 pohon.