Prevalensi penyakit kanker prostat pada pria cenderung meningkat. Kanker prostat bahkan menjadi penyebab kematian kanker nomor 3 pada pria setelah kanker paru-paru dan kanker usus besar.
Kejadian kanker prostat di dunia memang melonjak. Contoh Jepang dan Korea terjadi peningkatan penderita 2,5-5 kali lipat. Di Indonesia berdasarkan data rumah sakit di Jakarta, yaitu RSCM dan RS Dharmais, terjadi kenaikan jumlah penderita hampir 3 kali lipat dalam 10 tahun terakhir.
Riset kanker prostat di tanahair pada 2012 memperlihatkan 58,8% penderita kanker prostat memeriksakan diri pada dokter saat kanker tersebut memasuki stadium lanjut. Kanker prostat tidak memiliki gejala khas. Itu sebab, sebagian besar penderita mengabaikannya dan berkonsultasi pada dokter ketika penyakit sudah stadium lanjut.
Pada tahap stadium lanjut, kanker itu menyebar ke tulang panggul dan tulang belakang. Penyebaran itu memicu nyeri dan membuat tulang rapuh yang acapkali mengalami fraktur atau patah tulang. Selanjutnya, penderita mengalami anemia. Kanker prostat juga menyebar ke otak sehingga memicu kejang dan gangguan mental lain. Sebab itu, kanker prostat sering disebut sebagai silent killer.
Tindakan preventif dengan melakukan pemeriksaan dini penting, terutama pria dengan riwayat keturunan kanker prostat. Pemeriksaan itu dianjurkan pada umur 40 tahun melalui pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE). Pemeriksaan itu bisa membuat harapan hidup penderita meningkat hingga 60%. Di sejumlah negara Asia, kampanye deteksi dini kanker prostat masuk pada program kesehatan pemerintah.
Deteksi dini juga dapat mempermudah dokter mengambil tindakan. Menurut Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD KHOM FACP, pakar onkologi Universitas Indonesia, pembedahan prostat dilakukan pada penderita yang perkiraan hidup di atas 10 tahun saat diagnosis. Bagi penderita dengan usia harapan hidup 5-10 tahun dilakukan radioterapi. Namun bila usia harapan hidup kurang dari 5 tahun, dilakukan kemoterapi.
“Pada kanker prostat ada istilah Castration Resistance Prostate Cancer (CRPC), yaitu kondisi kanker yang sudah melalui radioterapi atau terapi hormon, tapi tidak memberikan respon lagi. Pada kondisi itu penderita perlu mendapat obat sitostatika antikanker atau kemoterapi,” kata Aru.
Saat ini pengobatan kanker prostat sesuai standar internasional memakai obat antikanker docetaxel untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker serta mengurangi nyeri tulang. Bila tidak mempan, dokter memberikan cabazitaxel.