Hasan Akbar (54 tahun) di Palembang, Sumatera Selatan, menjalani angioplasti untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah jantung (atherosklerosis) pada 2014.
Angioplasti merupakan pemasangan kateter dengan ujung balon supaya pembuluh darah melebar. “Dokter menyarankan operasi ini,” ujar Hasan.
Penyempitan pembuluh darah jantung atau pembuluh koroner terjadi karena penyempitan arteri koronaria. Gejala yang mudah dijumpai adalah sakit dada saat beraktivitas karena adanya iskemid miokard. Saat terjadi penyempitan itu, lapisan endotel pembuluh koroner mengalami kerusakan, antara lain karena tumpukan plak alias lemak.
Abdul Majid saat pengukuhan Guru Besar bidang Ilmu Fisiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada 2007 mengungkapkan, plak itu bila mengalami ruptur atau pecah memicu sindroma koroner akut. Sindroma koroner akut yang populer disebut serangan jantung mendadak alias heart attack dapat memicu kematian.
Operasi angioplasti alias pemasangan kateter langkah terbaik. Meski demikian terdapat alternatif dengan memanfaatkan tanaman obat. Tanaman itu harus mampu mengikis plak di pembuluh darah sehingga mengurangi risiko penyempitan arteri koronaria. Tanaman itu adalah kemuning.
Kemuning Murraya paniculata mengandung aneka senyawa seperti metilantranilat, geraniol, eugenol, citronelol, metilsalisilat, paniculatin, tanin, dan coumurrayin.
Senyawa pada daun kemuning itu membantu kinerja metabolisme tubuh sehingga perubahan makanan menjadi energi berjalan efisien. Dampaknya, kadar lemak darah sedikit sehingga memperkecil peluang penimbunan plak di pembuluh darah, biang kerok penyakit jantung koroner.
Kemampuan kemuning yang bersifat pedas, pahit, dan hangat untuk meluruhkan lemak itu dapat diperkuat dengan kombinasi memakai jati belanda Gauzuma ulmifolia.
Jati belanda juga berguna meluruhkan lemak. Kombinasi itu juga dimanfaatkan industri obat tradisional untuk produksi herbal pelangsing tubuh.