Jagung merupakan sumber pangan bagi suku Indian Aztec di Meksiko, Maya di Guatemala, sampai Inca di Peru. Anggota famili Gramineae itu dikeringkan menjadi hominy untuk persiapan musim dingin.
Kelobot dijalin atau ditenun untuk membuat topeng, kantung tidur, keset, keranjang, boneka, atau sepatu sandal khas Indian yang disebut moccasin. Tongkol jagung untuk bahan bakar, anak panah, atau dipakai dalam upacara keagamaan.
Bangsa Indian memberikan sesaji sebagai ucapan terimakasih pada Tlaloc, dewa jagung, kesuburan, dan hujan. Jagung juga digunakan sebagai uang. Suku Mohegan di Connecticut dan suku Iroquois di Great Lakes merayakan upacara syukur bila panen berhasil. Upacara Green Corn biasanya dilakukan setiap Agustus.
Ada mitos bila wanita tidur beralaskan rambut jagung, laki-laki pertama yang diingat ketika bangun pagi bakal menjadi suami. Sama seperti orang Indian, orang Amerika sekarang tidak dapat hidup tanpa jagung.
Tepung jagung dibuat menjadi roti, puding, sirup, atau dicampur kacang menjadi hidangan succotash. Jagung rebus dengan sirup maple jadi hidangan penutup favorit. Banyak minuman ringan memakai sirup jagung sebagai pemanis. Bourbon whisky yang terkenal di Amerika merupakan jagung hasil fermentasi.
Industri pakaian memanfaatkan tepung jagung agar baju lebih kuat. Jagung jadi pakan ternak utama. Tinta yang menulisi berbagai buku juga mengandung minyak jagung. Etanol untuk bahan bakar terbuat dari jagung. Ia juga dipakai pada pembuatan lem, semir sepatu, aspirin, eskrim, sampai kosmetik.
Karpet serta kertas pelapis dinding juga berbahan jagung. Bahkan pestisida, insektisida, industri farmasi, dan bahan peledak memakai unsur jagung.