Asriyani (42 tahun) acapkali membeli kacang tanah rebus sebelum masuk kantor di bilangan Pattimura, Jakarta Selatan. “Kebetulan ada penjualnya. Tak hanya menjual kacang rebus tapi juga aneka ubi,” ujar ibu 2 anak yang berdomisili di Bintaro, Tangerang, Provinsi Banten itu.
Asri boleh jadi tidak mengetahui khasiat lain kacang tanah rebus yang dikonsumsi, selain menjadikan kacang tanah rebus itu sebagai teman minum teh. “Bisa membangkitkan mood kalau sudah makan kacang rebus,” ujarnya.
Kacang tanah Arachis hypogaea berlimpah fitosterol. Fitosterol merupakan sterol tanaman yang membentuk membran sel. Pada manusia, kehadiran fitosterol berguna mencegah penyakit atherosklerosis alias penimbunan lemak dalam pembuluh darah.
Bagaimana mekanismenya? Fitosterol itu menghambat kolesterol selama di usus sehingga enzim Niemann Pick C1 Like 1 atau NPC1L1 transporter tidak bisa memfasilitasi penyerapan kolesterol ke jaringan limfe alias getah bening.
Berikutnya, kolesterol terikat oleh fitosterol akan dibawa ke lumen usus dan dengan bantuan dari enzim ABCG 5 transporter, ia dikeluarkan melalui feses. Selanjutnya, kolesterol yang masih terserap akan mengalami sterifikasi. Pada kondisi itu terjadi penghambatan pembentukan kolesterol yang berujung pada menurunnya kolesterol darah.
Yang menarik, fitosterol pada kacang tanah rebus kadarnya 2-3 kali lebih tinggi ketimbang kondisi mentah. Sejumlah uji memperlihatkan konsumsi rutin kacang tanah rebus selama sepekan memberikan efek penurunan kolesterol darah sekitar 10%.
Tak hanya itu, dampak lainnya adalah terjadi penurunan total lemak, total kolesterol, serta trigliserida. Jadi? Konsumsi kacang tanah rebus bisa menjadi alternatif untuk mengontrol kolesterol tubuh.