Serbuk geraji merupakan bahan utama media baglog jamur tiram. Namun itu dapat digantikan memakai bahan lain yang dijumpai di sawah serta kolam, yakni tanaman kiambang Salvinia molesta.
Itu dilakukan Muhammad Atamimi, pekebun jamur tiram di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ia menggunakan tanaman kiambang dengan komposisi 60-80% yang dicampurkan maksimal 20% kascing alias kotoran cacing untuk media baglog.
Baglog itu disterilisasi pada suhu 112°C untuk mengurangi risiko kontaminasi yang dibatasi 3%. Berikutnya, baglog diinokulasi miselium alias bibit jamur pada suhu 35-40°C.
Pemakaian media alternatif itu membuat pertumbuhan miselia relatif cepat. Pada hari ke-21 miselium sudah memenuhi media.
Panen dapat dilakukan pada hari ke-40 setelah inokulasi. Padahal, dengan media serbuk gergaji panen dilakukan selepas hari ke-45.
Bukan hanya panen lebih cepat, volume produksi pun meningkat 10-20%. Pengalaman Atamimi, diperoleh panen rata-rata 440-480 gram jamur per baglog, sedangkan dengan media serbuk gergaji sekitar 400 gram.
Tanaman kiambang memiliki keunggulan, yakni kaya nitrogen organik dan selulosa. Jamur perlu nitrogen organik untuk sintesis senyawa esensial seperti protein, purin, dan pirimidin. Serat kiambang mudah terurai karena sedikit lignin. Itu mempermudah jamur mencerna selulosa untuk memacu pertumbuhan miselium.