Simak data berikut: pada 2000 penderita hipertensi di negara-negara Asia mencapai 38,4-juta jiwa dan diperkirakan melonjak menjadi 67,4-juta jiwa pada 2025.
Lonjakan jumlah penderita hipertensi, termasuk penyakit kardiovaskuler tersebut dipicu antara lain oleh gaya hidup (merokok, kurang olahraga, pola makan tidak sehat, obesitas, serta stres) dan mahalnya biaya pengobatan.
Copstead dan Jacgyelyn dalam buku Pathophisiology mengungkapkan hipertensi akan berbanding lurus dengan usia. Penderita hipertensi meningkat pada usia 50-60 tahun lantaran arteri darah telah kehilangan elastisitas (kelenturan).
Meski demikian, kondisi hipertensi dapat terjadi di segala usia, terutama paling sering dijumpai pada usia 35 tahun ke atas. Itu dipicu oleh perubahan alami pada jantung, hormon, dan pembuluh darah.
Mentimun yang mudah dijumpai dan murah, dapat menjadi bagian dari upaya pengobatan nonfarmakologis penderita hipertensi.
Mentimun berefek hipotensi atau menurunkan tekanan darah serta sifat diuretik yang melancarkan berkemih sehingga menurunkan jumlah cairan di aliran darah yang berguna meringankan kerja jantung. Yang disebut terakhir, bersifat sama seperti obat kimia antihipertensi golongan diuretik dalam menurunkan tekanan darah.
Mentimun yang sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk jus diketahui mengandung kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor tinggi. Kombinasi unsur-unsur itu berdasarkan riset terbukti mampu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi sebesar 5,5 mmHg dan 3 mmHg.