Minyak jarak Richinus communis istimewa. Pada suhu 120°C ia tetap kental dan tak terurai. Pada suhu rendah, minus 18°C, masih cair.
Minyak jarak memiliki bobot jenis, viskositas, bilangan asetil, dan kelarutan alkohol tinggi. Bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat di udara dengan air. Semakin tinggi bobot jenis, maka minyak tidak mudah menguap. Viskositas atau kekentalan zat cair pada gaya gravitasi, semakin tinggi viskositas kian kental minyak pada proses penipisan.
Bilangan asetil merupakan jumlah gugus hidroksil bebas di minyak, semakin tinggi gugus hidroksil semakin kental minyak. Adapun kelarutan alkohol menunjukkan jumlah larutan asam lemak larut pada minyak jarak.
Minyak jarak atau minyak kastor juga kaya asam lemak tak jenuh, asam risinoleat. Kandungan asam lemak tak jenuh itu meningkatkan viskositas minyak jarak. Minyak jarak stabil pada suhu rendah dan tetap cair. Kondisi itu bisa mengurangi biaya operasional bagi industri.
Sebab istimewa itu, minyak jarak yang kental pada suhu tinggi tersebut berpotensi menjadi bahan pelumas mesin otomotif. Sebelum layak pakai, minyak jarak perlu melewati serangkaian tahap, yaitu penghilangan gum, netralisasi, pemucatan, dan deodorisasi. Proses penghilangan gum bertujuan menghilangkan protein, fosfatida, dan resin tanpa mengurangi asam lemak bebas.
Proses netralisasi dengan menetralkan asam lemak bebas serta melenyapkan gum tertinggal. Zat warna, asam, dan sisa gum hilang saat proses pemucatan. Proses deodorisasi memisahkan komponen pemicu bau seperti aldehida dan keton.
Pemurnian minyak jarak menghasilkan 4 jenis minyak dengan kemurnian berbeda, yakni degummed castor oil (DCO), refined castor oil (RCO), refined bleaching castor oil (RBCO), dan refined bleached deodorized castor oil (RDBCO).