Tanaman miracle fruit alias buah ajaib milik Isnaeni di Bekasi Timur sudah berumur 3 tahun. Sayang hingga kini tanaman tersebut tak kunjung memamerkan buah. “Saya beli saat berbuah, tapi ketika ditanam di rumah, tidak lagi mau berbuah,” ujar Isnaeni.
Nun di Solo, Jawa Tengah, Yanti mengeluhkan bunga miracle fruit rajin rontok sehingga buah pun sedikit. “Tanaman saya berumur 3,5 tahun dan produksi buahnya paling 3-4 buah saja,” ujar ibu 2 putri itu.
Kondisi dialami Isnaeni dan Yanti sebetulnya bermuara pada dua hal, yakni intensitas cahaya dan kelembapan. Richadella dulcifica tersebut sejatinya bak anggrek, butuh naungan atau dipelihara di tempat teduh.
Isnaeni menuturkan, tanaman asal Afrika yang dirawatnya ditanam di pekarangan rumah dan terpapar sinar matahari langsung. Kondisi itu menyebabkan tanaman stres. Alih-alih berbunga atau berbuah, daun malah banyak mengering.
Berbeda dengan Yanti. Tanaman miracle fruit miliknya masih sedikit ternaungi lantaran keberadaan pohon mangga arum manis yang dikoleksinya. “Tapi saya memang jarang menyiram tanaman itu,” ujar Yanti. Padahal sang buah ajaib tersebut membutuhkan kelembapan hingga 60%.
Joko Wiratno di Jakarta Timur yang mempunyai 3 pot tanaman miracle fruit dan rajin berbuah mengungkapkan, selain butuh intensitas cahaya rendah dan kelembapan tinggi, miracle fruit juga perlu diberi pupuk daun.
“Pemberian pupuk itu merangsang pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman tidak mudah stres,” ujar Joko yang memakai campuran media tanam tanah, sekam mentah, pupuk kandang kambing, dan kompos dengan perbandingan 1:1:0,5:2 itu.