Adira Ning dari Pondok Indah, Jakarta Selatan tak menduga bakal menjumpai anjungan penyedia nangka dari Bogor pada Fruit & Veggie Festival 2016 di Teras Berlian, Blok M Square, Jakarta Selatan.
Selama ini perempuan 29 tahun itu perlu berpelesir ke Bogor, Jawa Barat, untuk menyambangi penjual nangka di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Dreded.
Nangka dari Bogor sohor lantaran manis legit dan bertekstur daging kering. Pun aroma khas plus warna kuning mengkilap nan menggoda. “Nangkanya enak, bikin ketagihan,” ujar Adira yang memborong 3 kg nangka kupas saat pameran tersebut.
Pada pameran itu, nangka asal Kota Hujan tersebut dilabeli nangka susu, nangka salak, dan nangka madu. Nangka-nangka itu berasal dari beberapa wilayah seperti Darmaga, Rancamaya, dan Parung.
Menurut Ahmad, pedagang nangka, daging buah Artocarpus heterophyllus dari Bogor selain terkenal legit dimakan segar, juga cocok untuk campuran aneka penganan seperti salad buah, kolak buah, hingga es buah. “Banyak kue juga memakai campuran nangka dari Bogor,” ujarnya.
Riset keragaman genetik nangka oleh Sulasih dan rekan dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2015 mengungkap bila di Bogor, nangka yang berasal India itu dijumpai sekitar 30 kultivar.
Mereka antara lain nangka leuwisadeng, sindangsari 1 dan 2, cimangu, cikabayan, darmaga, kapuk, bola 1 dan 2, merah putih, kunir, dan kandel. Seluruhnya memiliki ciri morfologi beraneka seperti warna serat putih, kuning hingga cokelat muda, bentuknya bulat hingga lonjong serta permukaan kulit berduri dan rata.
Penelitian itu juga memberi rekomendasi supaya nangka bola dan nangka telanjang menjadi sumber plasma nutfah yang perlu dilindungi. Pun mendorong pengembangan nangka sindangsari 2 sebagai varietas unggul baru seperti nangka kunir yang terlebih dahulu menjadi jenis unggul yang layak dikebunkan.
