Pehobi anggrek sering memakai media sabut kelapa sebagai media tanam anggrek. Selain diletakkan di pot, media sabut kelapa itu juga sering yang dilekatkan di batang pohon, terutama anggrek phalaenopsis.
Sabut kelapa berlimpah zat tanin itu, justru dapat menghambat pertumbuhan anggrek. Pantas pehobi anggrek sering mengeluh lantaran anggrek yang ditanam memakai media sabut kelapa sulit tumbuh besar, bahkan terkesan mengerdil.
Zat tanin di sabut kelapa itu, memiliki peran penting untuk melindungi tanaman dari hama dan predator. Harap mafhum, kehadiran zat tanin itu membuat bagian tanaman yang mengandung zat yang bermakna pohon eik tersebut terasa kelat, pahit, dan sedikit asam.
Namun saat dipakai sebagai media tanam anggrek, kehadiran tanin perlu dihindari. Hal itu terjadi karena zat tanin yang merupakan senyawa polifenol pada tumbuhan itu, mengandung senyawa lain, yakni galotanin. Senyawa galotanin bersifat alelopati alias menghambat pertumbuhan.
Bagaimana mengatasi zat tanin agar sabut kelapa layak menjadi media tanam anggrek?
Yang perlu dilakukan adalah memilih sabut kelapa tua. Selanjutnya, rendam sabut kelapa itu dalam air tawas selama semalam. Air rendaman biasanya berwarna kemerahan pertanda zat tanin sudah lepas dari sabut kelapa.
Berikutnya, cuci sabut kelapa memakai air bersih yang mengalir, tiriskan sejenak, lantas rebus dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah dingin sabut kelapa dapat langsung dipakai dengan cara menempelkan di batang pohon. Namun bila dipakai sebagai media tanam di pot, potong sabut kelapa terlebih dahulu dengan ukuran separuh kotak korek api.