Menanam petai dari biji perlu waktu minimal 5 tahun agar si empunya tanaman itu bisa panen. Selain waktu panen cukup lama, tanaman Parkia speciosa asal biji itu lazim berukuran besar dan tinggi hingga belasan meter. Seringkali dengan tinggi tersebut agak menyulitkan memanen. Toh, petai asal biji unggul lantaran dapat mencapai umur puluhan tahun.
Bagaimana bila ingin cepat panen petai? Tanamlah petai okulasi. Petai okulasi merupakan petai dengan batang bawah pohon kedawung (peundey-Sunda; petai kerayung-Melayu) yang ditempel mata tunas petai unggul.
Selain genjah karena si empunya dapat memanen buah pada umur 2-3 tahun, sosok tanaman pun pendek, dengan tinggi 3-4 meter, dan memiliki percabangan rendah. Memanen buah petai dapat seperti memetik buah mangga.
1. Siapkan batang bawah dengan menyemai biji kedawung yang kering dan tua. Cara menyemai agar cepat berkecambah adalah dengan memotong memakai gunting atau pisau sedikit bagian salah satu ujung dari biji (yang tidak ada embrionya)
2. Rendam biji kedawung dalam air selama 24 jam untuk memecah masa dormansi
3. Semai biji pada bedengan yang terdiri dari media tanah dan pupuk kandang kambing atau sapi (1:1) dengan jarak 20 cm x 20 cm
4. Rawat dengan penyiraman teratur selama 4 bulan hingga bibit mencapai besar seukuran jempol orang dewasa
5. Lakukan okulasi dengan cara menyayat sebuah bidang berukuran 2 cm x 1 cm pada kedawung. Posisi bidang minimal 20 cm dari pangkal batang
6. Tempelkan mata tunas dari ranting petai yang sudah dipilih dengan ukuran sama seperti bidang sayatan pada kedawung. Ikat keliling dengan tali rafia
7. Amati selama 3 minggu. Apabila mata tunas yang ditempel tetap kehijauan atau seperti warna saat diambil dari pohon induk, tanda okulasi berhasil. Namun sebaliknya bila berwarna cokelat, tanda gagal.
8. Seminggu berikutnya potong batang sekitar 3 cm di atas hasil okulasi untuk lebih merangsang tumbuhnya mata tunas itu.
9. Petai okulasi siap dipindah ke lahan pada minggu berikutnya.