Pribadi Sarjana Unggul

0
17
sarjana unggul

Benarkah seorang sarjana mudah masuki dunia kerja hanya mengandalkan nilai akademis tanpa nilai kepribadian unggul. Dalam kesempatan menseleksi calon pekerja, kami menemukan banyak sarjana dengan Indeks Prestasi (IP) memuaskan sampai sangat memuaskan, tapi ternyata gagal dalam wawancara kerja.

Penyebabnya karena mereka gagal menampilkan ciri-ciri kepribadian unggul. Tanpa kepribadian unggul, seorang sarjana cenderung sulit berinteraksi dengan sesama di lingkungannya sehingga ia akan kesulitan memanfaatkan kelebihan nilai akademisnya.

Mengacu kepada proses wawancara kerja atau interview, faktor kepribadian pelamar merupakan hal utama (40%) yang diperhatikan oleh interviewer, setelah nilai akademis. Sebab itu walaupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berada di atas nilai 3,0 (dari skala 4,0), tapi tanpa kepribadian unggul, maka nilai IPK nyaris tidak berarti.

Kepribadian unggul diterjemahkan sebagai keunggulan keseluruhan kualitas dan karakteristik seorang pelamar. Contoh pembawaan diri seperti cara berbicara, perilaku, pakaian, minat, sikap dan reaksinya terhadap persoalan yang diajukan kepadanya.

Ketika seorang mendapatkan pertanyaan generik, seperti: Ceritakan siapa Anda? Apa tujuan hidup Anda? Bagaimana sikap Anda ketika mendapatkan tantangan dalam bekerja?. Mayoritas pelamar kebingungan menjawabnya. Biasanya mereka menjawab seadanya dan seperlunya.

Mengapa? Sebab selama kuliah, mereka jarang sekali berdialog dengan dosen mengenai hal-hal yang menyangkut kepribadian. Pembicaraan lebih mengarah kepada penyelesaian tugas-tugas kuliah.

Jarang berdiskusi bagaimana menerapkannya dalam nilai-nilai kepribadian unggul. Mahasiswa cenderung banyak belajar dari internet. Sebab itu lahir sarjana dengan kepribadian pasar tempat mereka tumbuh. Kita tentu mengetahui pasar sering mengabaikan nilai-nilai luhur yang bisa menumbuhkan kepribadian unggul konsumennya.

Fakta lemahnya kepribadian ini juga ditunjukkan oleh rendahnya kemampuan sarjana mengelola hidup mandiri. Kurang mampu berinteraksi secara sosial. Sampai sulitnya memacu mereka menjadi pembelajar cepat (Fast Learner) di dalam bekerja. Semua itu merupakan masalah Soft Skills yang harus segera diatasi bila setiap sarjana ingin menjadi pekerja kompetitif.

Kepribadian adalah sesuatu yang dinamis dan dapat dirubah. Walaupun Anda pernah gagal karena kepribadian belum unggul, tetap terbuka peluang untuk memperbaikinya. Ada 4 aspek pembelajaran yang dapat meningkatkan kepribadian menjadi unggul.

Pertama, Mengatur penampilan fisik. Caranya mengendalikan cara makan, minum, olahraga sampai beristirahat guna menghasilkan tubuh yang sehat. Bila tubuh sehat, akan tercermin bahwa Anda mempunyai energi prima dan siap bekerja di manapun.

Kedua adalah mengendalikan emosi. Dalam bekerja emosi sangat diperlukan, akan tetapi ia harus dikendalikan agar emosi tidak mengendalikan cara kita bekerja. Keberadaanya harus membuat kita selalu berkontribusi positif. Kita harus mampu menggunakan emosi mencapai target pekerjaan secara maksimal.

Ketiga adalah mempersiapkan mental. Ketika menghadapi pekerjaan, pilihannya jelas berhasil atau belum berhasil. Mental harus siap seandainya belum berhasil dan mencoba lagi. Jika berhasil, maka mental harus disiapkan untuk perjuangan berikutnya.

Keempat adalah tingkatkan interaksi sosial. Bekerja di suatu perusahaan berarti berinteraksi dengan suatu lingkungan sosial. Bila kita terbiasa berinteraksi sosial sebelumnya, maka di dunia kerja Anda akan mudah menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Kualitas hidup seseorang dalam bekerja sangat ditentukan oleh kualitasnya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Membangun kepribadian unggul memang sulit. Tapi kalau mau mencoba pasti bisa. Caranya kita harus mampu mengurangi egoisme, melatih mengendalikan fisik, emosional dan mental, dan setelah itu meningkatkan daya beradaptasi secara positif dengan lingkungan sosial kita (Ir Ismet Ali MM, ATP).

ismet aliRiwayat Penulis: Ir  Ismet  Ali  MM, ATP adalah Master Coach Soft Skill. Direktur PT British American Tobbaco (BAT) Indonesia Tbk (Leaf Department) pada periode 2000-2003 itu pada 2005 mendirikan 3C Virtual Human Capital (Talent Recruitment & Smart Training) yang telah melatih, mengembangkan kompetensi banyak supervisor dan manajer aneka perusahaan. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here