Semut rangrang mudah dijumpai pada beragam pohon buah di pekarangan seperti jambu air, alpukat, nangka, mangga, serta rambutan. Pohon-pohon tersebut memiliki karakteristik yang disukai semut rangrang, yakni berdaun agak lebar, tidak bergetah, dan memiliki tajuk agak rapat.
Secara alami, semut rangrang membuat sarang dengan memanfaatkan daun. Agar populasi semut rangrang itu meningkat dengan indikator terjadi penambahan jumlah sarang, maka perlu sumber pakan dan lingkungan sesuai.
Semut rangrang secara mandiri akan mencari pakan di pohon, meski perlu juga diberikan pakan tambahan seperti ikan rucah atau ulat hongkong. Pakan tersebut ditaruh dalam wadah, lalu wadah diikatkan pada batang pohon. Pemberian air gula tidak efektif sebagai pakan karena secara alami semut rangrang akan mencari sumber gula di pohon.
Menciptakan lingkungan sesuai supaya semut rangrang tidak pindah tempat memang perlu diatur. Semut rangrang menyukai suhu dan kelembapan hangat dengan sirkulasi udara lancar. Idealnya suhu berkisar 28-30°C dengan kelembapan 60-65%. Bila merasa nyaman, semut rangrang akan tinggal lebih lama. Pohon yang ditinggali semut rangrang perlu disemprot air tipis-tipis pada daun setiap 2-3 hari. Itu sebagai sumber air bagi semut.
Ada 2 tipe letak sarang semut rangrang yang dipelihara di pohon. Pada musim kemarau, semut bersarang di tajuk lebih dalam untuk mengurangi intensitas paparan sinar matahari. Sebaliknya, pada musim hujan, semut rangrang akan membuat sarang di tepi tajuk untuk menghindari kondisi lembap terlalu tinggi.