Separuh kulit salak itu terkelupas. Memang disengaja. Harap mafhum, kulit buah itu menghalangi penampilan sosok daging salak yang begitu menarik: merona kemerahan. Sesuatu yang tak lazim.
Dialah salak merah alias salak getih (darah, red) dari Desa Sibetan yang dipamerkan di stan Provinsi Bali pada 18th Agrofood Expo 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 8-10 Mei 2018.
Desa Sibetan di Kabupaten, Karangasem, Bali memang sohor sebagai sentra salak di Pulau Dewata. Tanaman salak mayoritas tumbuh di pekarangan warga di desa yang kini lebih tertata untuk ke depan berkembang menjadi agrowisata salak.
Jenis salak populer asal Desa Sibetan adalah salak gula pasir. Salak berukuran mini itu kondang lantaran bercitarasa semanis gula.
Tak kurang dari 13 kultivar salak ditanam warga di Desa Sibetan seperti salak gading, salak injin, serta salak cengkih. Namun yang banyak dijual adalah salak gula pasir, salak nangka, serta salak nanas. Salak merah termasuk jarang dijumpai. Beruntunglah bila Anda bisa mencicipinya.