Sehat Berkat Daun Gendola

0
84
daun gendola

Usia Wirawan Subrata tidak muda lagi, 76 tahun. Namun, pensiunan pegawai swasta itu tetap bugar, sehat, bahkan gesit beraktivitas. “Saya sudah diberi bonus umur,” ujar kakek 4 cucu itu.

Untuk menjaga kebugaran itu, Wirawan rutin mengonsumsi daun gendola Basella sp sejak 10 tahun silam. Daun yang kerap disebut binahong merah itu, diolah menjadi beragam menu mulai ditumis, dicampurkan pada telur dadar, hingga dijadikan lalapan. “Saya konsumsi setiap hari,” ujarnya

Daun gendola merupakan tanaman hias rambat. Semula Wirawan menanam memang sebagai tanaman hias. Namun setelah kerabat memberitahu khasiat daun gendola itu, pehobi golf itu mulai mengonsumsinya. “Rasanya mirip sayur bayam,” kata Wirawan. Daun gendola dapat dibeli di pasar swalayan dan biasanya dikonsumsi oleh ekspatriat Jepang.

Konsumsi rutin daun gendola penting menjaga kesehatan lantaran tanaman itu berlimpah antioksidan. Antioksidan berfungsi melindungi sel tubuh dari bahaya radikal bebas, pemicu beragam penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes mellitus, serta jantung koroner.

Bukan itu saja, daun gandola secara empiris terbukti bermanfaat menyehatkan jantung, menurunkan tekanan darah hingga mengobati bisul.

Riset Betty Lukiati dari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang pada 2014 membuktikan, daun gendola memiliki senyawa dengan aktivitas antioksidan kuat. Aktivitas antioksidan itu lebih besar dari daun binahong Anredera cardifolia.

Suatu senyawa disebut mempunyai aktivitas antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat bila nilai IC50 antara 50-100 ppm.

Nilai IC50 daun gendola kurang dari 100 ppm. Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak (mikrogram/mililiter) yang mampu menghambat 50% oksidasi. Semakin kecil nilai IC50, maka semakin tinggi aktivitas antioksidan senyawa itu.

Wirawan yang sejak muda perokok berat menyadari hal itu. Radikal bebas dari racun asap rokok cukup berbahaya. Setiap hari 11.000 perokok aktif meninggal dunia. Artinya, setiap menit 7 orang meninggal. Racun asap itu masuk ke tubuh melalui pernapasan. Bersama dengan metabolisme tubuh, ia membentuk radikal bebas, perusak jaringan sel.

Riset dr Ida Bagus Putra Adnyana, SpOG dan dr Putu Gde Supriatmaja, SpOG di Bali memperlihatkan perempuan perokok yang menghabiskan 1-4 batang rokok sehari berisiko 2,5 kali lebih besar terkena jantung koroner. Selain itu pembuluh darah dan saluran pernapasan rusak.

Meski demikian, rokok bukan satu-satunya sumber radikal bebas. Polutan asap kendaraan bermotor, makanan berpengawet, zat pewangi, dan gas kimia juga memicu radikal bebas, termasuk sayuran dan buah berpestisida.

Wirawan menuturkan daun gendola yang dikonsumsi tidak melulu segar. “Bisa juga dengan meminum air rebusan daun. Tapi merebusnya tidak perlu mendidih supaya enzim tidak rusak,” kata ayah 2 putra itu yang juga mengombinasi dengan rutin mengonsumsi tumis tempe. Anda tertarik mencoba?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here